Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Ustaz Abdul Somad Berbicara tentang Donald Trump

Diperbarui: 26 Juli 2018   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Koleksi Pribadi

Ustazd Abdul Somad mengatakan Presiden Amerika Donald Trump adalah saudara sesama manusia dalam tingkatan ukhuwah insanniyah.  Demikian pula persaudaraan dengan Warga Negara Indonesia yang berbeda aqidah dalam Ukhuwah Watnoniyah.  Sedangkan tingkatan pertama adalah mempererat persaudaran antara umat islam yang di sebut Ukhuwah Islamiyah seperti persahabatan dengan Wakil Ketua Dewan masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Drs H. Syafruddin.

dmi988-5b5953abbde5754bd8253f16.jpg

t

Inilah kelebihan UAS dalam menyampaikan pesan pesan keagamaan kepada umat.  Beliau mampu memberikan iktibar iktibar kehidupan sehari hari  yang mudah dicerna dan dimengerti para pendengar. Kecerdasan menjelaskan hubungan UAS dengan Donald Trump tentu lebih dimengerti umat dikaitkan dengan 3 Ukhuwah tersebut.  Artinya semua makhluk di muka bumi ditakdirkan untuk saling menjalin persahabatan tidak pandang suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Ini kedua kalinya awak menyaksikan secara langsung tausyah UAS setelah sebelumnya di Islamic Book Fair (IBF) Gedung Convention Hall.  Rabu, 25 Juli 2018 Pengajian Akbar Persatuan Umat Islam Untuk Kemaslahatan Bangsa yang digagas oleh DMI di Masjid Isiqlal dengan penceramah tunggal Ustazd Abdul Somad.  Acara dilaksanakan tepat pukul 8.30 dihadiri ribuan jamaah yang disiarkan secara langsung oleh TV One.

Sumber Koleksi Pribadi

Pada kesempatan itu UAS menjelaskan tentang pentingnya Persatuan Umat Islam untuk kemaslahatan Bangsa Indonesia.  Jumlah umat Islam Indonesia 85 % seharusnya memberikan kenyamanan bagi 15 % saudara berbeda agama.  Seperti dicontohkan Rasulullah Nabi Muhammd SAW ketika memasuki Kota Mekah sewaktu menang perang.  Nabi mengatakan siapa saja mendapatkan perlindungan di Kota Suci, tidak akan ada penganiayaan.  Kedamaian yang dibawa Syiar Agama Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.

Oleh karena itu Umat Islam Indonesia harus paham tentang posisinya dalam ukhuwah islamiyah, ukhuwan watonniyah dan ukhuwah insaniyah.  Masjid sebagai tempat ibadah wajib dimakmurkan melalui kegiatan yang berkaitan penghambaan semata kepada Allah  SWT. Sesuai data dari DMI bahwa 33 % umat yang shalat berjamaah di Masjid/Mushola.  Selanjutnya hanya 6 % Masjid yang menyampaikan dakwah secara keras dan itupun hanya di dengar oleh 2 %.  Dengan demikian tidak benar apabila  Masjid Indonesia dihujat sebagai sarang radikal.

Umat Islam sudah cerdas, seandainya ada penceramah dari mimbar  mengajak melakukan  tindakan radikal serta merta jamaah kompak menyuruh oknum ustazd tersebut turun. Oleh karena  itulah  para pendahulu bangsa ini meletakkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari urutan Pancasila. Dengan demikian selaiknya mayoritas umat islam memberikan perlindungan dalam kedamaian bagi saudara saudarnya ber beda aqidah.

Sumber Koleksi Pribadi

Seperti biasa UAS setelah menyampaikan Tausyah selama 60 menit dilanjutkan dengan tanya jawab.  Ternyata jenis pertanyaan hadirin tidak bersangkutan langsung dengan tema Pengajian hari itu.  Malah pertanyaan lebih banyak kearah kehidupan sehari hari terutama pada syariat Islam.

Salah satu pertanyaan terkait jumlah jin.  Apakah jumlah jin  melebihi manusia.  Secara cerdas UAS menjawab bahwa tidak ada data konkrit dari sensus terkait jumlah jin. Beliau menjelaskan tidak akan berbicara apabila tidak didukung data dan fakta akurat seperti yang dilakukan oleh DMI.  Hanya saja prediksi bisa jadi jumlah jin lebih banyak karena syetan yang menggoda Habil dan Aqil masih hidup sampai saat ini  konsisten mengganggu anak manusia.

Salamsalaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline