Sabtu 24 Maret 2018 setelah menghadiri Launching Buku Arief Effect awak menyerahkan 5 buku ke Perpustakaan Nasional dari 15 buku yang telah diterbitkan sejak tahun 2011. Judul buku tersebut: Kasidah, Dua Belas, Saya Indonesia Saya Pancasila, Sebelas, dan Celoteh Kompasianer TD.
Buku diterima oleh Karyawan Perpustakaan Nasional Bapak Agus Sutoyo di Lantai 5 selanjutnya akan di proses sistem katalog. Kemudian secara otomatis buku resmi menjadi asset negara bersama dengan puluhan juta buku karya anak nusantara.
Ada rasa haru membuncah dihati bersebab bisa menjadi bagian kecil dari literasi nasional sebagai sumbangan seorang anak dusun nun jauh dipelosok tanah air Tempino Jambi. Penulis adalah profesi setelah lepas dari dinas pemerintahan selain juga menjadi guru dan marbot baitullah.
InshaAllah 10 buku lagi akan awak percayakan penyimpanan di Perpustakaaan Nasional dengan harapan karya seorang penulis gaek Purnawirawan Polri bisa di baca oleh warga khususnya anak cucu keturunan Kaum Petokayo. Hanya melalui bukulah sumbangan terbesar untuk negeri ini bersebab awak tak pula menjadi orang populer karena prestasi di bidang olahraga. Apalagi awak bukanlah penyanyi terkenal, penyiar, pelawak. BUkan pula Ustazd, Guru Besar atau politikus yang bisa dikenang ketika wafat nanti.
Indonesia patut berbangga memiliki Perpustakaan Modern tertinggi di dunia. Kini gedung megah berlantai 24 yang terletak di kawasan Monas Jakarta Pusat menjadi destinasi edukasi pilihan utama rakyat Indonesia. Datanglah kesini anda akan mendapatkan buku buku tua dan lengkap serta koleksi ensiklopedia dalam ragam bahasa.
Setiap hari ratusan anak sekolah dan warga berdatangan untuk membaca dan mencari referensi keilmuan terlengkap di Indonesia. Para pengunjung selaiknya menghabiskan waktu seharian berhubung begitu luas area Perpustakaan Nasional dengan tujuan agar semua fasilitas bisa dilihat dan didokumentasikan
Pesan awak untuk generasi muda. Membacalah nak, dan kemudian torehkan inspirasimu dilembaran kertas kemudian muarakan hasil karyamu dalam bentuk buku. Abadikan kehidupanmu dimuka bumi, terbitkan Buku ber ISBN (International Standard Book Number) dimana tertulis namamu di sampul kitab itu.
Kemudian sebagai warga negara Indonesia profesi Penulis sumbangkan buku bukumu ke Perpustakaan Nasional sebagai alibi tak terbantahkan bahwa usia buku melebihi usia manusia. Bukumu abadi tak hancur karena hujan tak lapuk karena tua. Buku mewakili kehadiran dirimu sampai bumi ini berakhir ketika tiba hari kiamat.
Yakini dirimu sebagai bagian tak terpisahkan dalam catatan sejarah literasi panjang dunia berupa sumbangan bermakna untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H