Marah adalah bentuk perilaku yang menakutkan. Menakutkan apabila marah di sertai rasa kebencian. Namun marah yang dimaksudkan untuk memberi pengajaran boleh dikatakan marah sayang. Seorang Ibu memarahi anaknya bukan karena benci tetapi memperingati kekasih hatinya itu untuk merubah perilaku yang tidak sesuai dengan sopan santun.
Ada pula seorang komandan marah kepada anak buah. Marah jenis ini selalu dikaitkan dengan disiplin militer. Komandan tidak segan segan menghukum anak buah yang melanggar tata tertib pasukan Malahan hukuman itu bukan saja ditujukan kepada sipembuat onar tetapi seluruh anggota dari pasukan ikut merasakan hukuman.
Inilah bentuk marah untuk menegakkan disiplin dalam kebersamaan. Anggota pasukan akan saling mengingatkan teman nya agar berhati hati dalam bertindak. Karena kesalahan seseorang akan ditanggung bersama. Ada sisi positif pola hukuman pasukan ini dimana mereka saling jaga agar tata tertib pasukan tetap bisa dipertahankan
Bagimana pula dengan kemarahan versi direktur perusahaan. Marah ini sejenis kekecewaan atas kinerja karyawan yang tidak mampu menunjukkan peningkatan kinerja. Marah ini tentu beradab dengan tujuan agar sang karyawan semakin meningkatkan prestasi dimasa depan.
Ketika seseorang pemimpin acap kali marah kepada bahwahan maka patut di duga Beliau sebenarnya marah kepada diri sendiri. Secara psikologis seorang pemimpin yang telah berada pada tingkat negarawan tentu mampu mengendalikan diri. Marah boleh saja tetapi ada baiknya jangan dimuka umum. Anak buah merasa malu atau paling drastis mereka merasa diremehkan sehingga maksud dari kemarahan itu malah tidak berhasil membuat perubahan keadaan.
Ketika orang lain melakukan sesuatu yang salah pada kita, adalah sebuah hal yang wajar jika kita marah. Siapa yang berbuat salah, maka dia yang akan kena marah. Itu artinya juga sesuatu yang memungkinkan jika kita marah pada diri kita sendiri. Hal itu terjadi ketika kita merasa ada sesuatu yang salah atau tidak memuaskan dengan apa yang telah kita lakukan.
Ada cara terbaik mengendalikan kemarahan. Pertama harus disadari tidak semua orang berkenan dimarahi. Kedua marah adalah lambang perilaku menyimpang sesaat dan selalu akan ada rasa penyesalan. Kemarahan akan melekat sepanjang masa bagi yang kena semprot ibarat paku yang dilesakkan kepapan. Memang ada permintaan maaf namun seperti paku yang dicabut dari kayu pasti ada rasa sakit, Satu hal yang perlu dicatat bahwa papan itu tetap meninggalkan bekas.
Marah ibarat api. Api amarah membakar nafsu seseorang sehingga dia seperti orang hilang akal. Emosi tinggi juga akan berakibat naiknya tekanan darah tinggi. Oleh karena marah identik dengan api maka segera saja tuan dan nyonya bersegera ber wudhu bagi yang ber agama islam. Diyakini air segar memgguyur wajah akan mendinginkan kemarahan. Duduk sejenak kalau masih ada rasa marah maka segeralah menegakkan shalat sunat 2 rakaat.
Terkadang marah bukan saja pakai suara keras dan mata melotot. Justru yang di kuatirkan adalah kemarahan yang disertai tindakan fiisik. Contoh paling sering dimunculkan dalam kemarahan adalah menggebrak meja sehingga seorang menjadi kecut dan takut. Malah kemarahan itu bisa berupa tindakan ketelanjuran menampar atau menempeleng orang lain. Nah kalau sudah terjadi perilaku seperti ini maka bolehlah dilaporkan kepada polisi walaupun pelakunya seorang pemimpin.
Penyulut kemarahan tidak selalu dipegang orang lain. Akan ada suatu saat dimana kita merasa ingin marah pada diri sendiri. Mungkin karena kita merasa tidak berhasil menjadi pemimpin seperti harapan rakyat. Mungkin karena semua hal yang telah di rencanakan tidak bisa berjalan dengan baik. Sehubungan dengan hal itu, alangkah baiknya jika mengetahui lebih dini kemunculan perasaan marah pada diri sendiri ini. Dengan apa? Berpikir dulu sebelum bertindak (baca:marah).
Point yang ingin disampaikan disini adalah bahwa marah lebih banyak mudharat dari manfaat. Ada cara lain untuk menyampaikan ketidak puasan atas perilaku orang lain atau buruknya kinerja anak buah. Menegur secara langsung di dalam ruang tertutup sehingga si anak buah tidak tersinggung. Teguran keras tersebut tentu dengan tujuan agar ada perubahan berupa janji dalam hitungan waktu ada peningkatkan kinerja menjadi lebih baik. Ketika masih saja tidak ada perubahan maka game over. "Ghitu aja koq repot" kata Gus Dur.