Anies Baswedan patut bersyukur bersebab apapun yang dikatakannya dalam kapasitas seorang Gubernur selalu mendapat tanggapan. Tanggapan tersebut bisa positif dalam artian mendukung bisa juga tanggapan negatif dari para pihak yang acapkali nyinyir terhadap kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Secara nalar rasa bersyukur itu perlu di wujudkan dalam bentuk lebih berhati hati ketika berucap atau memberikan pernyataan di area publik tentang kebijakan baru.
Seperti diberitakan Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan rencana pergantian nama Jalan Warung Buncit menjadi Jalan Jenderal AH Nasution di Jakarta masih sebatas wacana. Menurut dia, pengubahan itu tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Wacana pergantian nama ruas jalan sebatas wacana. Proses pergantian nama tidak sederhana, jadi jangan dibayangkan proses cepat eksekusi," ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Contoh palingh Facktual ketika Anies Baswedan akan mengganti nama Jalan Warung Buncit menjadi Jalan AH Nasution. Ternyata apa yang di ungkapkan Gubernur itu memiliki latar belakang tersendiri bukan murni inisiatif Anies. P
asalnya ada permohonan dari keluarga Besar Jendral Abdul Haris Nasution agar di abadikan peran sejarah dalam bentuk nama jalan.
Anies tidak sendirian, beliau memiliki anak buah sesuai dengan peran dan fungsi masing masing. Seharusnya setiap kebijakan atasan melalui pola komunikasi tansparansi di dukung oleh aparat birokrat Jakarta sebagai bentuk loyalitas dan dedikasi anak buah kepada atasan.
Oleh karena itu agar Anies tidak kerepotan menangkal dan menjelaskan setiap kebijakann maka di perlukan seorang juru bicara. Katakanlah ada Biro Hubungan Masyarakat yang menjadi corong Pemda Jakartta guna menjelaskan atau menangkis setiap berita hoaks terkait kebijakan Gubernur.
Warga Jakarta semakin cerdas namun sebagain oknum belum pada tahapan kematangan emosi. Tanpa mendengarkan atau mengetahui secara keseluruhan kebijakan Gubernur mereka langsung saja mengeluarkan pendapat. Terkadang pendapat itu aneh aneh cenderung menyerang Anies dan Sandi.
Belajar dari pengalaman 100 hari ada baiknya Anies dan Sandi hemat memberikan pernyataan yang sifatnya masih wacana. Lebih di baik disimpan dulu rencana rencana membuat perubahan sembari memperhitungkan bagaimana reaksi masyarakat tentang kebijakan baru.
Memang terkadang niat baik melakukan sebuah perubahan tidak selalu mendapat tanggapan baik apalagi dari reaksi negatif para pihak yang sejak awal secara emosional tidak suka kepemimpinan Gubernur baru.