Jakarta (ANTARA News) - Komisi X DPR RI mengusulkan anak sekolah dan pekerja kantor di sekitar Kawasan Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, diliburkan selama dua pekan demi kelancaran lalu-lintas saat penyelenggaraan Asian Games pada Agustus 2018. "Terkait rekayasa lalu-lintas atlet ketika latihan ataupun saat bertanding, kami mengusulkan apa sebaiknya meliburkan sekolah dan perkantor di sekitar wilayah Gelora Bung Karno," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah saat mengunjungi Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Rabu.
Horee,... itulah ungkapan kegembiraan anak anak sekolah ketika ada usulan DPR RI kepada Pemerintahn berkuasa agar meliburkan kegiatan belajar mengajar selama berlangsung Asian Games. Menurut hemat awak kebijakan ini super cerdas dan tangkas plus pintar. Kenapa tidak libur, toh belajar itu tak hanya harus di dalam ruang kelas. Anak anak SD, SMP. SMA dan juga kakak kakaknya Mahasiswa bisa menikmati pertandingan olah raga kelas dunia.
Inilah event yang terjadi tidak setiap tahun. Terakhir Bung Karno menggagas Asian Games tahun 1962. Sudah terlalu lama bukan orang se Asia tidak datang bertandang ke Indonesia Raya. Ya 56 tahun lalu. Tentu banyak perubahan disini baik dilihat dari sisi umur atlit yang dulu berlaga maupun kondisi kota Jakarta yang telah menjadi Megapolitan.
Oleh karena itu kebijakan ini patut di eksekusi menjadi kenyataan bukan hanya sekedar wacana. Ada pertimbangan keuntungan positif ketika anak anak diliburkan sekolah. Pertama Jakarta berkurang macet. Kedua anak anak mendapat kesempatan emas menyaksikan atlit nasional berlaga sembari memberi semangat bergelora. Ketiga penonton pasti lebih banyak hadir di seantero veneu. Ke empat bisa ditambahkan oleh sanak saudara yang suka dengan acara Asian Games.
Beruntunglah warga Jakarta, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya hotel dan segala macam keperluan ketika meonoton pertandingan olah raga tingkat dunia. Sedangkan warga luar jakarta tentu harus mengeluarkan biaya lebih dari mulai tiket pesawat, KA, Bus dan lain lain, belum lagi biaya akomodasi hotel dan penginapan. Wisatawan lokal juga harus mengeluarkan biaya makan selama seminggu lebih. Syukur syukur ada sanak famili di jakarta sehingga bolehlah numpang menginap.
Eeeit jangan kebablasan. Liburan hanya untuk anak sekolahan Jakarta saja ya. Sedangkan anak anak diluar Jakarta boleh nonton lewat televisi. Tetapi bagi Bapak ibu Guru sekolah yang cerdas tentu tak mau kalah. Maka di buatlah studi banding ke ibu kota sehingga mereka pun bisa menikmati acara Asian Games dengan leluasa. Selamat datang di Jakarta, jangan riuh dan gaduh ya mari kita sukseskan Asian Games sebagai tuan rumah yang ramah tamah sopan santun salam senyum dan sapa sehingga dunia terkesan dengan pelayanan Indonesia nan apik dan baik.
Soal menang kalah apalagi ingin berada di posisi 10 besar Asian Games boleh juga untuk memberi semangat atlit dan pelatih. Namun jauh dari pada itu Gubernur Jakarta dan warga bertanggung jawab memberikan kesan terbaik untuk semua tetamu baik dia pelancong, superter dan atlit itu sendiri. Persiapan nampaknya sudah cukup lama di programkan. Harga diri bangsa terletak pada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk memberi motivasi kepada semua rakyat Indonesia agar Asian Gamnes terselenggara sukses sebagai tuan rumah terbaik selama perjalanan penyelenggaraan di event dunia.
Sambil menunggu ketetapan Presiden terkait liburan sekolah selama berlangsung Asian Games mari kita beri semangat kepada ke anak anak agar rajin belajar. Ya nanti silahkan selama sepuluh hari memanfaatkan waktu libur sekolah untuk melihat keberagaman budaya dunia melalui tontonan langsung kelas dunia. Wawasan kalian akan terbuka luas bahwa dunia itu bukan hanya kota Jakarta saja. Nun jauh disana ada negeri lain yang patut kalian injak sebagai seorang profesional sejati ber pasport NKRI.
Salamsalaman Olahraga
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H