Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Profesor Eje Kim dari Korea yang Kagum dengan Minangkabau

Diperbarui: 1 Januari 2018   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

 Dua hari menjelang tutup tahun 2017 awak bertekad menyelesaikan beberapa hutang tulisan yang tertunda bersebab kesibukan mencari inspirasi. Kamis berwisata tranportasi ke bandara Soekarno Hatta menikmati Kereta Api baru mewah. Hari Jum'at seharian melepas sahabat terbaik Brigadir Jendral Polisi (Purnawirawan) dr. Bambang Ibnu Suparto (BIS) yang wafat di Rumah Sakit Kepolsian Pusat Raden Said Soekanto. Alhamdulillah reportase wisata kereta api bandara dapat posting di kompasiana.com Sabtu 30/12/2017. Tinggal lagi satu tulisan bertajuk Im memoriam Jendral BIS.

Pekan ini masih ada rencana menulis 3 reportase. Pertama tentang Pekan Kuliner Minangkabau di Anjungan Propinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah. Kedua,  artikel tentang Pasar Tanah Abang model baru dan yang terakhir Resensi Film Ayat Ayat Cinta 2. Inilah rencana seorang penulis gaek yang telah posting 2000 artikel dan menerbitkan 15 buku. Kata sobat penulis dr. Irsyal Rusad usia boleh tua tetapi semangat wajib muda agar tidak terserang penyakit  pikun.

Takut mendapat gelar Sutan Betawi bersebab telah lama juga tidak pulang ke kampuang halaman maka awak mewajibkan diri hadir di Anjungan Sumbar Taman Mini.   Berita tentang pekan kuliner di terima dari Whatsapp Ikatan Warga Lubuk Jantan (IWLJ) Kabupaten Tanah Datar. Dari kediaman di  Kawasan Kampung Dukuh Jakarta Timur hanya perlu waktu 20 menit tiba di Taman Mini melalui pintu 2.  Penjaga pintu masuk,  tersenyum ketika melihat seorang purnawirawan berseragam olahraga  berjalan tegap.  Sembari hormat grak awak dipersilahkan  masuk perai (gratis) di destinasi wisata nusantara terunik Indonesia.

Dokumentasi pribadi

Tiba di Anjungan Sumbar terlihat sudah banyak pengunjung.   Dipanggung terdengar seorang penyanyi mendendangkan lagu minang.  Awak kira sipenyanyi tenar Ratu Sikumbang,   ternyata bukan walaupun kulitas suara tidak kalah dibanding penyanyi legend uni Elly Kasim.   Gadih penyanyi  merangkap host bersama  seorang pemuda tampan sudah 3 tahun membawakan acara pada Pekan Kuliner Minangkabau.  Jadilah lancar dalam bagurau jo pengunjung nan sadang taragak kampong.

" Apak apak jo amak amak Uda dan Uni sarato sanak saudaro sekalian,  kini tibo waktu kito mandangakan Talk Show tentang Perempuan Minangkabau" .  Pembawa acara menghentikan sejenak semangat pengunjung  yang sedang  asiek nyanyi  bernyanyi ditambah tarian adat melayu serampang 12.   "Pembicara atau Nara Sumber Profesor Eje Kim Warga Negara Korea Selatan, Moderator gadih minang Ghea Mirella  dan penterjemah Uni Lolelyta. dipersilahkan naik panggung"

Kesan pertama sebagai orang perantauan Pulau Andalas tentu terkagum kagum ketika mendapat informasi tentang Seorang WN Korea selama 20 tahun meneliti tentang adat istiadat  minangkabau. Talk show Perempuan Minanghkabau seperti disampaikan moderator berlangsung dalam 4 bahasa.  Bahasa Inggirs, Indonesia, Korea dan tentu bahasa minang.   Jadilah pengunjung berdecak kagum menyaksikan  kepiawaian moderator nan pasih berbahasa Inggris dan penerjemah berbahasa Korea (Alumni Fakultas Ilmu Budaya UI Sastra Korea) mampu menyampaikan isi hati Prof Eje Kim kepada pengunjung.

Dokumentasi pribadi

Professor Eje Kim  telah menerbitkan 3 buku terkait Indonesia khususnya Minangkabau merasa terpesona dengan system budaya  matrileneal.  Beliau salut dengan kekuatan  perempuan minang seperti di buktikan perjuangan Rasuna Said, Rohana Kudus jurnalis, pengusaha dan guru dan Nurhayati CEO Kosmetik Wardah.  Ini hanya sebagian kecil perempuan minang  sukses meniti kartier pada tingkat nasional.

Awak terkesima juga mendengarkan kesimpulan Prof Eje yang mengatakan bahwa perempuan minang yang di tinggal suami baik karena cerai maupun bersebab wafat,  tidak menikah lagi.  Subhanallah memang benar adanya sebagai single parent perempuan minang bertanggung jawab dalam kapasitasnya sebagai Bundo Kanduang mendidik anak dengan penuh kasih sayang sampai anak anak berhasil dalam  hidup dan penghidupan.

Secara empiris awak teringat dalam kehidupan keluarga besar kami,  guna membenarkan dan menguatkan kesimpulan Profesor Eje Kim. Ibu Mertua Hj Yunidar Busri mengasuh 6 anak yang masih kecil ketika suami wafat demikian juga  Uni Hj Ana Erdwan dan Uni Hj Yunidar Khaidir tetap tidak menikah sehingga putra putri berhasil menjadi sarjana dan sukses dalam karier.  Luar biasa memang kekuatan dan kesetiaan perempuan minang.

Ketika di beri kesempatan bertanya awak mengemukakan kepada Prof   Eje terkait Pria Minang Kabau. Sepertinya ada rasa iri hati sedikit  terkait penelitian focus pada  perempuan minangkabau dengan pertanyaan  "Apakah ada pembahasan dalam buku Prof tentang Tokoh sekelas Proklamator  Bung Hatta. Pujangga dan Ulama Buya Hamka dan Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim  yang menguasai banyak bahasa dunia sebagai putra putra  minang   sangat terkenal dan berjasa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dokumentasi pribadi

Jawaban cerdas setelah mengutarakan beberapa tokoh Negara Tetangga serumpun melayu keturunan  minangkabau, Prof Eje menjelaskan bahwa orang orang hebat itu terlahir dari rahim Bundo Kanduang.  Luar biasa. Terkait pembahasan lebih mendalam tentang penelitian Budaya Minangkabau direncanakan  February 2018 ada  agenda Launching  Buku Perempuan Minangkabau di Padang Sumatera Barat.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline