Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Wisata Kuliner di Restoran Ragusa Es Italia

Diperbarui: 4 Desember 2017   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

 

Usai menghadiri Reuni Akbar Alumni 212 awak rehat sejenak melepas lelah di Restoran Ragusa.  Sebenarnya banyak tempat makan di sekitar Jalan Veteran I Jakarta Pusat (dari Monas menuju Stasiun Commuter Line Juanda ) namun awak memiih atau lebih tertarik restoran yang sudah dii buka sejak Tahun 1932. Tentu saja tanda 1932 itu terpampang di bagian dalam Restoran dengan tambahan informasi makanan disini non formalin. 

Hitung hitung Restoran khusus menyajikan Es Italia atau ice cream sudah sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia. Artinya Ragusa sudah ada di zaman penjajahan Belanda melayani warga Jalarta selama 85 tahun terus menerus tanpa tergusur oleh kuliner modern.  Salut, hebat plus luar biasa karena masih bisa bertahan dari serbuan ice cream modern dengan banyak label terkenal sudah berhamburan di mal mal dan pusat jajajan,

dokpri

Berhubung ini untuk pertamakali mampir di restoran kuno bin tua maka ketika di tanyakan mau pesan apa, awakpun tergagap. Maka keluar lah jurus orang melayu " menu apa yang paling enak disini" Ibu kasir merangkap ouwner generasi ke -3 tersenyum dan langsung memutuskan Es Krim Italia super manknyoes Rp. 35.000,- satu mangkok.

Okelah cukup mahal untuk kantong seorang pensiunan tetapi tidak apa apalah sebagai penghormatan kepada produk dalam negeri. Selain itu kahadiran di Ragusa juga bisa dimanfaatkan untuk inspirasi menulis pada genre wisata kuliner. Rahasianya terdapat ketika ada  2 atau 3 maksud mengerjakan sesuatu kegiatan dalam waktu bersamaan maka awak bersemangat. Ibarat pepatah oran melayu sekali dayung  2-3 pulau terlampau. 

dokpri

Rasa ice cream luar biasa enak, bukan karena dahaga setelah lebih 4 jam berada di kawasan Monas. Ada rasa nano nano jadi benar sekali pilihan sangan empunya restoran.  Tidak salah dia merekomendasikan ice cream ter nikmat  di Ragusa di anatra pilihan menu menu lain.

Sembari duduk menikmati ice krim awak memperhatikan sekeliling restoran. Bangunan tua namun masih kokoh berdiri.  Ciri khas bangunan zaman Belanda terletak pada plafon yang sangat tinggi di tengarai pula oleh jendela besar. Di dinding terlihat banyak foto jadul terkait pemilik sedang berpose dengan orang Belanda.

Kursi rotan meneglilingi meja sederhana. Kuris rotan ini cukup unik karena agak kecil dan rendah. Untunglah badan awak yang semakin tambun bisa dilesakkan ke kursi yang sudah jarang dipakai restoran modern.

dokpri

Saya tidak tahu situasi dan kondisi keseharian restoran, apakah cukup ramai. Hari Sabtu, 2 Desember 2017 ternyata banyak  juga peminat ice cream Ragusa. Seperti awak banyak jamaah yang mampir  setelah  bersilaturahim di kawasan Monas dengan seluruh sahabat dari nusantara.  Mereka datang ber rombongan dalam ikatan keluarga atau family juga ada rombongan jamaah Masjid kampong terlihat dari cara berbicara.   Oleh karena itu Ragusa beruntung kedatangan tamu istimewa sehingga  sehingga jumlah kursi full seat.

Insha Allah awak mempunyai memory untuk reuni akbar 2018 akan mampir lagi di Regusa.  Tentu saja dengan harapan semoga restoran tua ini masih berdiri tangguh tak tergusur oleh model model makanan instan. Amin.  

Salamsalaman

TD




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline