Terus terang sebelumnya awak tak mengenal siapa Ananda Sukarlan Ternyata beliau adalah musisi kondang pribumi yang telah membawa nama baik Indonesia di negeri orang. Komunitas musik tentu membanggakan AS atas prestasi, itulah sebabnya beliau sangat populer di kancah selebritas. Mohon maaf bagi rakyat biasa seperti awak yang tidak memiliki wawasan musik tentu saja AS tidak begitu dikenal khalayak apalagi bagi warga yang tidak ber sosial media.
Satu hal yang jelas sebagai fakta tak terbantahkan AS saat ini sudah sangat terkenal se nusantara bersebab Aksi Walk Out pada acara 90 Tahun Pendidikan Kanisius. Beliau beserta beberapa sahabat meninggalkan ruang acara ketika Gubernur Jakarta Anies Baswedan sedang menyampaikan Kata Sambutan. Ya sudahlah peristiwa yang menyedot perhatian netizen telah terjadi, sekarang bagaimana sikap masing masing orang atas peristiwa itu adalah suatu kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
Bagi awak sebagai pengamat budaya terutama fokus pada pergeseran tingkah laku di era global. Tindakan AS bisa dimaklumi. Sesungguhnya seseorang bertindak tentu saja berlatar belakang pada lingkungan kehidupan sehari hari. Disamping itu variabel pendidikan dan pengalaman dalam berkomunikasi atau bergaul dengan komunitas juga memiliki peran penting dalam bersikap.
Berdasarkan berita wawancara Najwa Shihab dengan Ananda Sukarlan di detik.com (15/11/2017) Ananda menceritakan hubungannya dengan Anies Baswedan. Dia mengaku dulu lumayan kenal, sering ngobrol dan berdiskusi dengan Anies. Bahkan pada 2015, saat dia mendapatkan anugerah Kebudayaan RI, yang memberikan adalah Anies Baswedan. Ketika itu Anies menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Saya dapat anugerah bareng dengan Romo Magnis ( Franz Magnis-Suseno)," kata dia. Malam itu, kata Ananda, dia sebenarnya ingin menyapa Anies Baswedan. Namun posisi tempat duduk mereka ternyata berjauhan. Dan kebetulan Ananda datangnya telat sehingga tak sempat menyapa Anies. "Awalnya ingin menyapa, tapi kenapa kemudian walk out," tanya Najwa. "Itu semesta lagi eror," jawab Ananda. Setelah aksi WO-nya heboh, Ananda ingin suatu saat bisa dipertemukan dengan Anies Baswedan. Dia mengaku tak memiliki persoalan pribadi dengan Anies. "Kalau sampai kita ketemu (dengan Anies), saya mau bicarakan soal ini. Kalau bisa empat mata, I like to do that," kata Ananda.
Pendekatan hak azazi dalam bersikap dan bertindak di alam demokrasi pasca reformasi bolehlah dikemukakan disini. Namun lebih jauh dari itu tetap saja perlu ada permakluman dari orang lain bersebab kita hidup dalam alam budaya yang disesuaikan dimana kita berada. Berita AS meninggalkan forum secara demonstratif bisa saja tidak menjadi heboh ketika beliau berada dilingkungan musik atau alam terkait. Peristiwa itu dianggap biasa saja dan tidak akan viral di media sosial. Jadi ada nuansa permakluman disini.
Sama juga dengan sahabat kita di media sosial yang sangat akrab bernama Mukidi. Ketika Mukidi akan meninggalkan (walk out) Forum Terhormat misalnya ketika Presiden Pidato tidak menjadi masalah (heboh) besar. Tentu saja ada alasan kuat Mas Mukidi meninggalkan fooum tersebut. Ketika berdiri dari tempat duduk Mukidi mengangkat tangan memberi hormat kepada Bapak Presien atau minimal beliau sedikit membungkukkan badan.
Kenapa Bapak presiden dan kita bisa memberikan permakluman budaya untuk tindakan Walk Out Mas Mukid. Tentu saja permakluman itu berangkat dari syak wasangka bersih dan positif. Menurut hemat awak Mas Mukidi terpaksa meninggalkan forum terhormat bersebab 3 kemungkinan.
1. Sakit perut melilit karena salah makan berresiko mencret
2. Kebelet pengin buang air kecil
3. Mendapat berita penting dari keluarga berskala emergency