Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Sandal Masuk Kampus

Diperbarui: 11 April 2017   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Foto TD

Boleh saja

Budaya tradisonal yang sangat terasa peka sekali dalam pergaulan sehari hari. Apapun yang dikenakan  seseorang menjadi bahan perbincangan hangat bahkan trending topic seperti ketika Syahrini berhijab tetapi juga memakai rok mini.  Wajar saja sebagai seorang selebritis papan atas setiap gerakan dan tingkah laku serta busana yang dikenakan termasuk model rambut Syahrini menjadi sesuatu  (sesuai jargon).

Seorang mahasiswa belum ditanya sudah lapor. " Maaf Pak Saya pakai sendal, karena tumit saya sakit habis main futsal tadi malam"  Dia memang agak kencot (jalan tertatih tatih) ketika masuk ruang kelas.

"Oh ya kenapa kaki mu tidak diperban?" saya bertanya sambil melihat kaki nya yang telanjang bersendal jepit

“Cuma keseleo pak,  saya belum bisa pakai sepatu , ntar juga sembuh"  Itulah alasan sekaligus jawaban sang mahasiswa

Kemudian saya  menganjurkan kepadanya agar memerban tumit yang sakit.  Memerban atau membalut kaki dengan kasa putih sebagai petanda ke khalayak bahwa kakinya memang  sedang ada masalah.  Walaupun kaki  diperban karena bukan ada luka terbuka, paling tidak segenap warga kampus tidak akan bertanya tanya lagi kenapa dia tidak memakai sepatu.  Sang mahasiswa pun tidak perlu menjelaskan baik ke dosen atau kepada civitas akcademika kenapa hari itu dia pakai sandal yang jelas jelas tidak sesuai  dengan tata tertib kehidupan kampus.

Ada Alasan Logis

Inilah salah satu kiat praktis dalam pergaulan sehari hari yang patut  kita contoh.  Masyarakat sangat memperhatikan penampilan seseorang ketika ada yang aneh terjadi pada busana atau asesoris yang dikenakan.  Aneh itu bermakna ada sesuatu yang ganjil atau katakanlah tidak biasa dilihat oleh warga sehingga mereka memberikan komentar.  Tentu saja komentar itu bisa bernada negatif dan juga sedikit sinis sembari mencibirkan mulut.

 Oleh karena itu seandainya anda memang sedang batuk batuk misalnya, maka lindungi diri anda dengan  syal di leher.  Syal tebal adalah  alat pengaman yang super prakits untuk menjawab pertanyaan atau pandangan mata orang di sekeliling  ketika anda tidak bisa menahan batuk. Warga akan memahami otomatis  keluarlah celoteh  yang kira kira bunyinya begini : "oh lagi flu berat ya"

Banyak lagi contoh yang bisa praktekkan dalam kehidupan sehari hari terkait halangan yang terjadi pada sosok seseorang.  Misalnya anda berkopiah dan memakai baju berwarna hitam, maka dengan sendirinya tidak akan timbul pernyataan nyeleneh karena anda sedang melayat jenazah seorang kerabat.  Lain halnya ketika anda memakai topi koboi dan bercelana jeans sewaktu melayat maka warga pasti usil "kuda nya di tambatkan dimana"

Sabuk Pengaman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline