Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Tinta Biru

Diperbarui: 15 Januari 2017   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen TD

Tinta Biru

Warna  biru melambangkan kedamaian  senada dengan warna langit yang memuncratkan keindahan alam semesta.   Warna biru ketika disandingkan dengan Tenda maka kenangan generasi 90 an melayang ke Desi Ratnasari. Lagu lawas Tenda Biru merupakan curahan hati seorang mantan kekasih.  Mantan kekasih nan sedih ditinggalkan karena yang duduk di bersanding pelaminan bukan untuk dirinya. 

Lain lagi makna  warna biru bagi sobat awak sesama Dosen.    "Kenapa harus tinta biru Pak Farid?" begitu awak bertanya . Dosen lulusan Jerman menjelaskan  " Tulisan tangan menggunakan Tinta Biru menunjukkan keaslian naskah" . Di era teknologi modern dengan ditemukannya mesin photo copy maka semua naskah bisa disalin.  Hasil copy pasti berwarna hitam walaupun bersumbernya berwarna warni.  Kecuali mesin photo copy berwarna , bisa juga menhasilkan sesuai aslinya namun biaya operasional cukup mahal.   Sobat awak Dosen Gundarma ini menjelaskan bagaimana mengatasi bin mengakali mahasiswa agar tidak terperosok menjadi plagiat.  

Dosen Gunadarma yang selalu menawarkan saset kopi three in one . Saset itu bisa juga berbentuk teh tarik, atau minuman apalah namanya nyang bisa membuat sinar mata Dosen ditingkatkan menjadi 60 watt.  Untunglah di ruang selalu tersedia air panas yang terpasang di spenser. Awak adalah salah satu langganan bekal saset minuman Pak Farid.  Stock saset three in one dapat dipastikan di tas punggung. 

Wah benar juga nih kiat mengajarkan  plus mendidik generasi muda agar terhindar dari kecurangan di bangku kuliah. Boleh juga ditiru. Pak Farid menambahkan jangan pakai tinta merah itu marah namanya.  Tugas untuk mahasiswa ditujukan agar mereka melakukan pendalaman terhadap sala satu topik mata kuliah. Mahasiswa di biasakan mencari dan membaca referensi kemudian membahas dengan menyertai opini sesuai dengan nalar akademik.  Jadi jangan lupa gunakan tinta biru ketika mengerjakan PR.

 Bukan tidak percaya kepada kejujuran mahasiswa ketika tugas di kerjakan dengan menggunakan komputer. Namun peluang copy paste tugas teman tak bisa dihindari. Oleh karena itu guna menghindari jalan pintas maka penugasan di kerjakan dengan tulis tangan.   Pakai tinta biru tentunya bersebab Dosen terkadang berprasangka buruk ketika mahasiswa pakai tinta hitam. Jangan jangan tulisan tangan di copas juga.  Mengingat kecanggihan mesin copy yang mampu menyalin tugas persis aslinya bahkan lebih bagus dari milik temannya.

 Cuma saja awak berpesan ke Pak Farid, jangan pula nanti skripsi dikerjakan dengan tulis tangan. Bisa marah Bapak Rektor karena di demo orang tua mahasiswa.   Satu lagi kesan mendalam perihal tinta biru Pak Farid Thalib ketika awak memberi hadiah buku. Pak Farid meminta khusus di buku Bukan Hoax di tuliskan kata Wakaf. Wah luar biasa biasanya awak menulis hadiah untuk sobat di halaman dalam buku serta tanda tangan penulis. Dan Pak Faridd meminjamkan pulpen isi tinta warna biru. 

Dokumen foto diatas ketika awak dengan Pak Farid dan Bapak Dodot serta Bapak Thamrin sedang istirahat sejenak di ruang sekretariat dosen.  Kami bersua satu minggu sekali di hari kamis di kampus G Universitas Gunadarma Klapa Dua Depok.  Obrolan sekelas warung kopi dengan sedikit referensi sembari menunggu waktu makan siang.  Makan siang gratis disiapkan manajemen UG sebagai salah satu bentuk subsidi, agar para Dosen tidak meninggalkan kampus.  

Sementara dosen lain, kebanyak ibu ibu juga sedang berbincang terkait akhir semester yang tinggal satu pertemuan lagi.  Ada banyak inspirasi awak dapatkan di ruang ini , satu diantaranya tentang Tinta Biru. Selain itu awakpun memperoleh kisah sejati pengalaman rekan dosen terkait  proses belajar mengajar sampai kepada upaya mempertahankan jumlah kehadiran mahasiswa di kelas.   

Tinta biru sekali lagi mengajarkan kejujuran.  Sejatinya tinta biru hanyalah alat atau benda mati.  Akhirnya semua terpulang kepada mahasiswa, apakah mereka menyadari posisibsentral sebagai pelopor generasi senangkatan.  Dari sini dimaklumi betapa besarnya peran seorang Guru bagi eksistensi bangsa ini.  Keteladanan adalah harga mati nan wajib ditampilkan semua pendidik, kalau tidak produk sekolah hanya akan menghasilkan robot nan tiada punya hati.

Point yang ingin awak sampaikan disini bahwa berdiri di depan kelas bagi seorang Gru bukan sekedar mengajar.  Namun  lebih jauh dari itu ada tanggung jawab moral bagaimana agar anak didik menjadi generasi muda yang berguna bagi nusa bangsa, negara, agama dan orang tua.  Nilai nilai kejujuran harus ditanamkan di permanent memory sejak awal ketika anak anak dibimbing menghapal Pancasila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline