Nasionalisme
Enam bulan lagi usia saya menginjak 80 Tahun, demikian Habibie mengatakan ketika memberikan Kata Sambutan di Rapimnas Partai Golkar. Di usia kepala delapan Habibie masih cergas dan sistematis menyampaikan pidato kebangsaan. Presiden Republik Indonesia ke- 3 ini mengatakan bahwa yang paling utama harus di perhatikan bangsa Indonesia adalah Kualitas Sumber Daya manusia (SDM). Hal itu ditegaskan Habibie bahwa Sumber Daya Alam (SDA) suatu saat bisa habis di kuras namun SDM mempu bertahan sampai di akhir zaman.
Habibie belum masuk ke pokok persoalan terkait masalah kisruh Partai berlambang Beringin. Beliau mengibaratkan kekuatan SDM itu melebih Kekayaan SDA seperti negara Timur Tengah dan Jerman. Negara negara Timur Tengah saat ini sedang pusing karena harga minyak mentah turun terus menerus yang bisa jadi berdampak kepada perekonomian di kawasan tersebut. Namun negara Jerman yang mengandalkan SDM tetap tenang menghadapi segala perubahan ekonomi karena mereka menguasai teknologi tingkat tinggi.
Penguasaan Teknologi tingkat tinggi itun tentu saja dihasilkan oleh kualitas SDM yang mumpuni. Jerman memang terkenal sebagai negara yang mampu memproduksi komoditas teknologi terbaik saat ini di dunia. Jaminan mutu melekat setiap alat peralatan yang dipakai manusia made in Jerman. Peralatan manusia itu mulai dari kendaraan, hand phone dan produk teknologi unggul dari produksi negara lain. Semua ini bisa diproduksi karena kekuatan Riset dan Teknologi yang menjadi andalan negara dengan kualitas SDM diatas rata rata.
Kualitas SDM
Habibie sangat erat hubungannya dengan Jerman. Beliau berkisah noslagia ketika di telepon oleh Duta Besar Jerman ketika itu Letnan Jendral Ahmad Tirto Sudiro. Tahun 1973 Habibie karena kecerdasan mampu memimpin satu perusahaan teknologie terbesar di Jerman membawahi orang orang ras aria. Dubes mengatakan bahwa ada utusan Presiden Soeharto yang akan menemuinya yaitu Ibnu Sutowo. Karena terlalu lama di Jerman secara serius Habibie mengatakan , siapa itu Ibnu Sutowo dan apa itu Pertamina ?
Ternyata Habibie tergugah ke nasional an nya sewaktu bertatap muka denga Presiden Soeharto. Presiden RI ke -2 itu memerintahkan Habibie untuk menggunakan segala sumber daya agar Indonesia bisa bangkit dan unggul di bidang teknologie mengejar ketertinggalan dari negara lain. Habibie menyanggupi dan mulai bekerja. Satu hal pertama yang dilakukan adalah mengajak seluruh komponen ahli di bidang teknologi untuk bergabung sehingga ahirnya mampu memproduksi pesawat terbang. Dan atas penghargaan dan kedekatan dengan Pak Harto, Habibie di percaya menjadi Wakil Presiden yang dengan takdir Allah SWT mengantarkan beliau menjabat sebagai Presiden RI ke 3.
Habibie meminta segenap Bangsa Indonesia terutama para pemimpin menggerakkan segala daya upaya agar kualitas pendidikan di Indonesia di tingkatkan. SDM menjadi andalan utama setalah Sumber Daya yang lain. Memiliki SDM berkualitas akan mengangkat harkat dan martabat bangsa ini yang pada gilirannya akan mensejahterakan rakyat. Pesan tersebut bukan saja disampaikan kepada Partai Golkar, tetapi juga kepada Partai lain serta elemen pemerintah, karena kegaduhan kegaduhan yang terjadi selama ini hanya merusak kosentrasi dalam membangun kualitas SDM.
Pesan Habibie : 3 M
Prabowo patut berbangga. Ketika memulai pidato yang pertama disapa Habibie adalah Prabowo. Malah Prabowo di sebut beberapa kali oleh Habibie mengalahkan yang punya Hajad Munas. Hal seperti ini menunjukkann bahwa dalam memory permanent Habibie yangs selalu teringat adalah nama Probowo. Semua tidak di rekayasa, inilah salah satu bentuk ketulusan dari seorang Negarawan sekelas Habibie kepada Juniornya Prabowo yang telah membuktikan diri kedewasaan dalam berpolitik sehingga patut pula menyandang gelar kenegarawan.
Habibie tidak salah, pengakuan seorang intelektual ini menunjukkan bahwa seseorang yang cinta kepada Tanah Air Indonesia bisa berperan sebagai apapun karena seorang Negarawan Sejati adalah sosok tokoh yang telah selesai dengan dirinya sendiri. Prabowo berada di level itu. Cinta Habibie dan Prabowo kepada Tanah Air Indonesia melebih cintanya kepada diri sendiri. Luar biasa.