ilustrasi graphico.in
Entah berasal dari negeri mana kosa kata I Hate Monday. Yang jelas kata ini muncul di hari senin pagi bahkan di minggu malam pun sudah ada pekerja ter seok seok memikirkan wadoh besok gue kerja lagi neh. Yes selepas liburan panjang apalagi di akhir tahun 2015 banyak sekali liburan yang dimulai di tanggal 23 Desember sampai awal tahun ditambah 2 hari menyebabkan para pekerja melupakan sejenak kesibukan kantor. Seharusnya lebih semangat bro, lebih segar utnuk bekerja setelah menikmati suasana gembira ria beserta keluarga, namun apa daya penyakit senin itu nampaknya sudah menghamba.
Itu cerita para pekerja produktif yang mempunyai jadual mingguan dari senin sampai jum'at. Hari senin merupakan "hantu blau" bagi anak buah dan mungkin juga bagi bapak buah. Katanya senin ketemu boss garang lagi, ketemu suasana kantor yang semrawut dan ketemu macet serta segala macam kegalauan. Awak selama 30 tahun berturut turut ikut merasakan dan mengalami peristiwa senin kelabu. Apalagi sebagai anggota Polri, harus apel pagi, berbaris dilapangan, hormat menghormat di lapangan dengan mengenakan seragam khaki.
Yup itulah kehidupan pegawai pemerintah. Konsekkuensi menerima gaji untuk berbhakti kepada negara katanya. Dilakoni dengan setengah hati karena tidak ada pilihan selain hanya mengucapkan 3 kata saja. Siap salah, Mohon arahan dan Siap laksanakan. Budaya organisasi itu melekat dalam diri dan akhirnya terbiasa dan selanjutnya apa boleh buat dinikmati saja, mau kemana lagi. Akhirnya tertanam sikap Loyalitas dan Dedikasi yang melekat didiri, siapapun komandan diatas sana. Jadi, mau apa lagi periuk nasi jadi taruhan, anak istri jadi tanggungan. Masa depan nantilah dipikirkan sementara tak elok bermain curang menggunting dalam lipatan, apa pula nanti kata orang.
Nah kini cerita I hate Monday sudah pudar seiring dengan tibanya masa pensiun. Tak terasa awak sudah 5 tahun lebih menanggalkan baju kebesaran , jabatan dan pangkat nan disandang serta segala fasiltas termasuk penghormatan. Retired kata wong londo, pangsiun kata orang jawa , asykar tak begune kata orang melayu. Tidak ada lagi senin yang menakutkan, senin nan mendebarkan, senin yang cendrung membat stress berkepanjangan. Kini istilah I hate Monday awak ganti dengan I love Monday, Tuesday, Wednesday, Thrusday, Friday and Saturday finally Sunday.Its all happy. Yes great Every day is week end when you are retired.
Kini, hari senin menjadi hari biasa saja seperti hari hari lain. Tidak ada lagi buru buru mengejar apel pagi, tidak ada lagi mengontrol diri apa apa pekerjaan yang belum dilaporkan ke komandan, tidak ada lagi stress menghadapi perilaku birokrasi. Kini awak santai dirumah, mengatur kehidupan sesuai dengan kesenangan guna menikmati ketenangan di hari tua. Bersilaturahim dan berwisata menikmati keindahan alam tak lagi terganggu oleh jadual pekerjaan. Semua bisa dilakukan kapan saja asalkan sehat masih berpihak dibadan.
Pensiunan seyogyanya tidak memaksakan diri berkerja yang menyita waktu dan pikiran. Selaiknya para pensiunan bebas menentukan jadual sendiri tanpa ada ketergantungan kepada pihak lain. Mau memberikan kuliah kapan saja, bebas mengatur jadual olahraga. Itulah makna sesungguhnya kenikmatan masa pensiun. Awak tetap produktif menulis dalam rangka menunda datangnya penyakit pikun. Mengajar hanya seminggu sekali. Berorganisasi santai serta berikhtiar semampunya mengurus Rumah Allah. Menikmati hari hari tanpa tekanan dari sesiapa.
Ahad, 3 Januari 206 awak menrima kedatangan tamu istimewa di kediaman. Silaturahim rutin Generasi ke -3 Keluarga Besar Petokayo berserta anak beranak dan mantu. Uni Husna dari Bogor pensiunan Polisi plus Notaris di Bogor. Kak Iwan Pensiunan Pemda Kabupaten Batang Hari Jambi. Uni Yati dan Adinda Darna Pensiunan Bidan Jambi dan Uni An Pensiuan Ibu Rumah Tangga. Wajah saudara kandung dan saudara sepupu awak nampak cerah, riang gembira bahagia sejahtera. tak tampak lelah padahal usia diatas enampuluhan semua.
Tak ada lagi satupun yang dirisaukan para pensiunan ini, tak sebersit satu kata terkait hari Senin besok hari kerja. Mereka semua sudah lupa dengan hari kerja . Lihat saja almanak yang tertempel di rumah sudah berwarna merah semua nan bermakna semua hari adalah hari kejayaan atau hari libur nasional versi pensiunan. Nikmat mana lagi nan didustakan. Setiap awal bulan terima uang kasih sayang dari pemerintah. Kini nampaknya waktu begitu bersahabat disaat berumur semakin bertambah.
Salamsalamn
TD