Tulisan ini terinspirasi oleh kegelisahan Media Cetak. Kegelisahan itu seiring dengan akan terberanggusnya koran cetak dari bumi ini akibat kemajuan teknologi digital. Lambat laun dan tidak bisa di cegah warga lebih memilih mencari berita melalui alat komunikasi yang ada di genggamannya. Koran akan menjadi masa lalu sehubungan perusahaan mengalihkan iklan ke media elektronik. Iklan sebagai vitamin mujarab koran hengkang beralih ke media sosial akibat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Sejatinya kini pemberitaan itu hanya berganti baju yaitu dari kertas koran ke layar monitor. Perubahan itu dianggap sebagai suatu revolusi spektakuler di dunia pemberitaan. Berita aktual tetap mengalir hanya saja jalur berita itu tidak lagi melalui koran namun berita secara cepat bisa diterima di genggaman seseorang. Koran mendapat pesaing. Fakta menegaskan pesaing itu mohon maaf lebih unggul dalam semua hal ditinjau dari sisi kecepatan, kesempatan dan jangkauan wilayah.
Di balik itu semua semangat jurnalistik tak kan pernah luntur. Pemberita atau sebut saja wartawan termasuk citizen jurnalist tidak perlu kuatir atas perubahan ini. Tukang kabar tidak kehilangan pekerjaan seperti buruh mesin cetak. Pemberita tetap eksis mengirimkan berita ke media sosial online. Konsumen tidak perlu lagi bangun pagi pagi mencari koran, kini berita telah terhidang di meja makan ketika gadget ada di genggaman. Hari libur di mana koranpun ikut libur di tanggal merah bukan hambatan lagi untuk menunggu berita aktual.
Tahun 2016 dan seterusnya adalah era pemberitaan online. Detik.com dan media sejenisnya termasuk kompasiana semakin berjaya sementara koran cetak terseok-seok memenuhi target dan sebentar lagi kan punah. Media online akan semakin semarak terlebih penerbit koran sudah mengalihkan kosentrasi pemberitaan fokus menggalakkan pemberitaan online dengan tetap menggunakan ikon koran yang katanya sudah terkenal itu. Sementara ini memang Detik.com berada di urutan pertama sedangkan media online lain mengikuti dengan sedikit bersabar berupaya merebut pangsa konsumen
Menyimak revolusi media ini ada baiknya pengelola Kompasiana.com mengambil atau memanfaatkan peluang perubahan era teknologi digital ini dengan lebih mengandalkan reporter warga (citizen jurnalis). Kang Pepih Nugraha sebagai proklamator kompasiana tentu sudah melihat peluang pengembangan kompasiana ke arah yang lebih modern dan maju. Pertimbangan ini diambil berdasarkan kekuatan (strength) Kompasiana yang memiliki member hampir di seluruh pelosok bumi. Kekuatan maha dahsyat ini sejujurnya menakutkan bagi pesaing karena mereka tidak mempunyai jaringan sehebat kompasiana. Oleh karena itu reportase warga harus menjadi andalan utama di samping tetap menjaga tulisan yang berbentuk opini dan fiksi sebagai corak khas Kompasiana.
Eksistensi kekuatan citizen journalist ini diperkuat lagi dengan adanya Pengakuan Istana yang memutuskan mendapuk 2 orang reporter warga (Kompasianer ) ikut dalam kunjungan kerja Presiden. Pencari berita kini mulai memperhatikan pemberitaan kompasiana karena disini mereka mendapatkan berita faktual dan aktual khususnya dengan kegiatan orang nomor satu di Indonesia. Inilah prestasi luarbiasa yang dicatat sebagai sejarah jurnalis Indonesia bahkan dunia seperti yang di utarakan Kang Isjet ketika pemberitaan bergenre humaniora mengalir dari blusukan Jokowi. Dampak positif Iklan pun akan menyerbu kompasiana.
Resolusi 2016 kompasiana.com harus mengalahkan rating detik.com. Artinya, ketika seluruh penduduk Indonesia mencari berita maka yang ada dalam memori mereka adalah kompasiana.com (bukan lagi detik.com). Inilah Tantangan. Peluang itu sesungguhnya ada di depan mata dan manajemen kompas.com harus melihat celah ini dari segala sisi. Kompasiana yang tadinya hanyalah anak bawang di kompas group kini telah berkembang luar biasa. Ada baiknya menurunkan tim ahli plus konsultan tingkat internasional guna memperkuat kompasiana agar resolusi atau cita cita menjadi yang terbaik, terunggul dan terdepan dalam pemberitaan online terwujud.
Ilustrasi Dokumentasi Foto : Admin Kompasiana
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H