[caption id="attachment_365620" align="aligncenter" width="300" caption="(dokTD)"][/caption]
Perjumpaan dengan sopir angkot 06 jurusan Gandaria - Kampung Melayu sebenarnya tidak disengaja. Selasa, 12 Mei 2015 sepulang silaturahim dari rumah Haji Muslim di Kawasan Pasarebo Jakarta Timur awak menumpang angkot menuju Pasar Induk. Angkot hanya berpenumpang dua orang di belakang dan satu orang didepan duduk disamping sopir.
Selama dalam perjalanan awak dapat bonus dua kaget. Kaget pertama ditegur penumpang angkot. Ternyata Mahasiswa Akper : Gyta Permatasari yang sedang dalam perjalanan ke kampus di RS Sukanto Kramatjati. Kaget kedua mendengar obrolan sopir angkot dengan penumnpang di depan. Oh rupanya mereka satu profesi sesama sopir. Obrolan asyiek itu terkait batu akiq.
Perhatikan baik baik dokumen foto diatas. Bukankah si bapak dikepung batu akiq. Coba hitung berapa jumlah batu akiq yang melekat ditubuh sang sopir. Di-jemari tangan kanan ada 4 cincin batu akiq, demikian pula di di jemari tangan kiri ada 4 pula. Kemudian perhatikan gelang tangan, seharusnya ada jam tangan melekat disitu, tetapi si bapak menggantinya dengan batu akiq di tangan kiri dan kanan. Terakhir di dadanya tergantung kalung yang bermanikam batu akiq pula. Total ada 6 batu akiq sobat.
Serta merta awak melihat sesuatu yang sangat menarik. Sang sopir berdandan parlente, berkopiah detektif dan berbusana rompi. Seimbang dengan dandanan di jari si sopir berjubel batu cincin. Batu cincin berukuran super, lebih besar dari ukuran standard. Teman sopir menjelaskan klepada awak bahwa salah satu koleksi akiq sudah ditawar 20.000.000 perak. Pak Sopir bernama Ahsan katanya tidak mau melepas batu akiq.
Alasannya menunggu tawaran yang lebih tinggi, jadi ditahan untuk sementara sambil menunggu pembeli yang berani membayar diatas 20 Juta rupiah. Beliau cerita kegemaran kebatu akiq, bukan dadakan. Sebelum seluruh dunia ribut akiq akiqan , Pak Ahsan telah menjadi kolektor batu batuan. Sehingga beliau hapal benar mana jenis bebatuan asli mana pula batu imitasi.
Tergerak ingin mendokumentasikan cerita di sopir parlente, awak coba mengambil foto via handphone. Namun apa daya Low Bat. Untunglah Gyta sigap, dia membantu mengambilkan foto. Agar gambar jepretan foto bagus sang sopir meminggirkan mobil di depan Rumah Sakit Harapan Bunda. Gyta mengambil angel dari pintu depan. Maka jadilah foto unik seorang anak manusia yang dikepung batu akiq.
Salam salaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H