Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Seandainya Mario Steven Ambarita "Ketemu" Mario Teguh

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1429488072253441284

[caption id="attachment_361635" align="aligncenter" width="300" caption="Mario Steven Ambarita (tribunenews)"][/caption]

Berita

Mario Steven Ambarita sang penyusup ke dalam rongga roda pesawat Garuda Indonesia tertangkap oleh polisi dan keamanan bandara (Avsec) Bandara Kualanamu, Minggu (19/4/2015).   Penangkapan ini terjadi setelah empat orang petugas mengenali wajahnya sekitar pukul 16.30 WIB.   Setelah ditanyai oleh petugas, ia mengakui pada Jumat (17/4) lalu telah kabur dari rumahnya di Bagan Batu.  Mario-sang-penyusup-tertangkap-kembali-di-kualanamu

Opini

Mario membuat berita lagi. Luar biasa anak muda ini, dalam tiga pekan saja dia telah mampu menggegerkan jagat berita nasional.  Ada apa dengan dikau Mario Steven Ambarita (MSA).   Pada kesempatan ini awak tidak hendak menyelusuri perilaku super Mario dari sisi pelanggaran hukum.   Awak lebih ingin menelisik keberanian luar biasa anak muda ini dari sisi humaniora. Sisi kemanusiaan yang mungkin terlupakan  ketika hukum pidana mendera anak negara.

Seperti dituturkan MSA pada media bahwa dia  nekat menyelinap di roda pesawat Garuda untuk pergi ke Jakarta. Di Ibu Kota, ia berharap bisa bertemu Presiden Joko Widodo. "Alasannya ingin ketemu dengan Pak Jokowi," ujar Kasubag Humas Polres Bandara Soekarmo Hatta, E Sutrisna di Polres Bandara Soetta, Selasa (7/4/2015) malam.  Pria-yang-naik-roda-pesawat-garuda-itu-ingin-ketemu-jokowi

Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai Presiden RI sudah menanggapi keinginan tulus MSA dengan dua kata saja : Tanya  Garuda.  Uhff. Okelah Pak Presiden kita memang sedang sibuk sekali. Pasalnya akan ada event internasional di dalam negri. Peringatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke 60  pasti menyita banyak waktu dan perhatian Presiden beserta jajaran.

Baiklah kalau begitu.  Boleh khan kita berandai andai membandingkan Gibran putra Jokowi dengan Mario,  terlepas dari takdir masing masing.   Mario ditakdirkan lahir nun jauh di sana di Pulau Andalas sedangkan Gibran netas di tanah Jawa.  Kedua anak muda ini tidak bisa memilih dimana akan dilahirkan. Kalaupun boleh memilih ketika dalam rahim ibu, pastilah mereka akan meminta ( ingin ) di lahirkan di muka bumi lain nan lebih   aman dan nyaman serta sejahtera. Itulah takdir pertama Mario dan Gibran.

Beranjak dibesarkan didalam naungan keluarga masing masing, Mario dan Gibran tumbuh menjadi pemuda gagah perkasa sesuai dengan asupan gizi dari orang tua.  Pembelajaran di dunia pendidikan yang diterima tentu saja berbeda di tingkahi dengan lingkungan yang membentuk kepribadian Mario dan Gibran.  Satu hal yang persis sama terjadi pada takdir kedua anak muda ini adalah masalah populeritas ketika usia meranjak dewasa.

Gibran sangat populer melalui jalur dunia usaha yang di geluti.   Kemudian semakin populer ketika ayahnya Jokowi di sumpah menjadi Presiden RI ke 7.  Lain pula dengan Mario.  Anak muda ini mempopulerkan diri dengan tindakan spektakuler meregang nyawa. Berkendara pesawat terbang dari Pekanbaru ke Jakarta dalam durasi 90 menit memang nyaman bila duduk   didalam pesawat.  Namun Mario berbuat diluar kebiasaan.  Dia menumpang di roda pesawat.  Inilah jalan pintas Mario memproklamasikan dirinya  ke pentas  dunia.   Bahwa dia seperti juga Gibran berhak mendapat perhatian.

MSA adalah anak negara.  Dari sinilah hendaknya Pemerintah berkuasa sedikit peka memandang perilaku super Mario.  Dia harus mendapat perhatian sepenuhnya.  Silahkan peraturan perundangan diberlakukan atas "kecerobohan" Mario, namun tolong dilihat Mario secara utuh.   Seandainya Pak Jokowi dalam kapasitas sebagai Kepala Negara (Bapak Bangsa) berkenan mengangkat Mario menjadi anak angkat atau paling tidak sebagai anak asuh maka keputusan ini sungguh suatu tindakan sangat bijaksana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline