Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Nyaman Berobat Bukan untuk Siapa-siapa

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nyaman berobat dan kemudian sehat. Itulah cita cita atau keinginan anak bangsa.  Kalau boleh jangan sampai jatuh sakitlah.  Jaga kesehatan fisik dan jiwa keluarga masing masing, karena pemerintah sibuk dengan urusannya.   Bagaimana  warga bisa berobat nyaman, kalau puskesmas hanya mampu memberikan pelayanan seadanya. Sakit akhirnya menjadi mahal bagi yang tak berduit.  Sakit menjadi momok menakutkan bagi kaum dhuafa.  Makanya jangan sakit saudara.

Undang Undang Kesehatan bernomor urut 36 tahun 2009 sudah ada hasil kerja DPR dan Pemerintah merevisi UU Kes yang lama..  Didalam  regulasi kesehatan indonesia itu jelas tertera 5 persen anggaran di sediakan pemerintah. 5 % dari APBN. Itulah amanat, namun apa daya Ibu Menteri Kesehatan dan jajarannya tidak mampu merencanakan program kesehatan senilai anggaran yang tersedia.

Terbetik berita,  anggaran yang di ajukan Kemenkes kepada DPR lebih kecil dari yang tersedia.  Malah diakhir tahun anggaran, program tidak semua bisa dikerjakan dalam arti anggaran tidak mampu  diserap semua. Ada apa dengan perencanaan di kementerian anda Ibu Menteri.  Kementerian Keuangan kabarnya memberikan peringatan keras ke Kemenkes.  Kenapa anggraan anda tidak mencapai seperti yang diamanatkan Undang Undang Kesehatan.   Bisa jadi ini adalah akibat buruknya kinerja di kementerian yang mengurusi kesehatan 240 juta rakyat Indonesia.

Alih alih mau menyerap anggaran besar yang tersedia, tersiar pula berita korupsi melanda pejabat kesehatan di sana.  Pengadaan alat kesehatan dan program kesehatan nampaknya bermasalah. KPK sudah turun dan beberapa Pejabat termasuk Ibu Menteri (lama)  jadi tersangka. Sementara angka kematian ibu, kekurangan gizi yang menjadi prioritas utama entah sampai dimana pencapaian sasarannya.

Akhirnya rakyat juga yang menderita. Bagi kaum kaya, sakit tidak ada masalah. Berobat ke luar negeri sambil wisata sudah bukan rahasia dunia. Mereka pergi berobat keluar sana, menyebabkan devisa terkuras pula. Tidak bolehlah dilarang berobat ke singapura, karena mereka memakai uang sendiri bukan uang negara. Mereka pergi karena di negeri sendiri tidak mendapatkan pelayanan kesehatan prima.

Bagi kaum  dhuafa tinggal menunggu nasib belas kasihan pemerintah.  Sering sering mengurut dada, bukan karena sakit jantung tetapi nelangsa. Sudah bertahun tahun lamanya di canangkan pengobatan gratis, tetapi rencana tinggal rencana yang bermuara kepada program berlabel  dikertas saja. Rakyat masih saja terlunta, ditolak berobat karena tak ada uang/hepeng/piti/duit/fulus di sakunya.

PenaSehat PenaSaran Penakawan

Salam salaman

Jakarta 25 September 2012.

TeDe




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline