Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Petanda Apakah Ketika Buku Prabowo Presidenku Dijajakan di Lampu Merah

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14045199431513205090

[caption id="attachment_314122" align="aligncenter" width="559" caption="Posisi di Lampu Merah Patung Kemerdekaan Ratu Plaza Jakarta (dok TD)"][/caption]

Uda  Erimen Satria Rao Raoseorang sahabat berprofesi sebagai saudagar di Pasar  Tanah Abang  memberikan informasi bahwa dia melihat buku awak dijajakan di lampu merah.  Sebelumnya kami berkenalan di Masjid Sunda Kelapa ketika bersama puluhan ribu warga mengantarkan pasangan Prabowo Hatta mendaftar ke KPU sebagai Presiden dan Wakil Presiden.  Awak menghadiahkan buku Prabowo Presidenku untuk Uda  Erimen.

Buku tersebut berjudul Prabowo Presidenku merupakan karya awak yang ke - 6 yang diterbitkan akhir tahun 2013.   Awak terkejut menerima informasi itu.  Terkejut diantara perasaan galau  dan perasaan lainnya yang melanda ulu hati  nan paling dalam.

Awak bergegas ingin melihat dengan mata kepala sendiri buku diedarkan di tempat umum. Menurut para pengamat buku, biasanya buku yang diedarkan dilampu merah adalah buku-buku yang menurut penjaja buku sebagai buku yang banyak dicari orang.  Buku laris. Intuisi dagang para profesional buku jalanan ini  menilai buku awak layak untuk dijual sehubungan dengan semakin meningkatknya elektabilitas Prabowo Subianto.

Sesampai dilampu merah perempatan Ratu Plaza Jalan Sudirman Jakarta Selatan dibawah tugu kemerdekaan, awak melihat penjaja koran, majalah dan buku. Awak terkesiap ternyata  memang ada buku Prabowo Presidenku ditangan sang penjaja koran.  Kemudian rasa ingin tahu itu berujung dengan menawar buku yang di hargai dengan satu lembar uang kertas berwarna merah.  Setelah tawar menawar maka buku itu awak miliki dengan nilai tukar Rp. 60.000.  Cover buku sangat bagus dibungkus rapi dengan plastik. Betapa awak terkejut setengah hidup ketika mulai melihat isi buku.

Kualitas buku jauh dari harapan bila dibandingkan dengan buku aslinya.  Yes buku awak Prabowo Presidenku telah dibajak.  Kertas koran dan gambar yang kabur tersebar helai demi helai di buku karyaku. Ya sudahlah, sesuai dengan pesan Buya Hamka, biarlah tulisan itu mengikuti  takdirnya, apakah dia dibajak atau tidak,  namun yang lebih penting buku   telah banyak dibaca orang.  Apalagi buku tersebut merupakan buku yang secara tidak langsung akan memberikan informasi positif kepada pembaca tentang sosok Pribadi  Prabowo Subianto calon Presiden Republik Indonesia 2014-2019..

Inilah buku tentang politik awak pertama sebagai bentuk kontribusi seorang purnawirawan polisi. Buku awak sebelumnya lebih banyak membahas masalah sosial, budaya, pendidikan, olahraga dan beberapa artikel yang terkait dengan perkembangan politik dalam negeri serta berita kegiatan keluarga besar Haji Dahlan Bin Affan. . Sehubungan tahun 2014 sebagai tahun politik, maka awak berupaya menyampaikan reportase, opini dan terkadang fiksi terkait dengan dinamika pemilihan umum.  Dipertengahan tahun 2014 awak telah terbit pula buku ke 7 bertajuk KETIKA BAITULLAH BERSAKSI  dan buku ke 8 berjudul PRABOWO PRESIDEN KITA sebagi lanjutan dariu buku Prabowo Presidenku.

Buku Prabowo Presidenku telah dilaunching awal tahun 2014 bersama pembahas  pakar kuliner Bapak Bondan (Maknyus) Winarno di Kalibata City. Kemudian buku setebal 206 halaman ini beredar ditoko buku Gramedia dan toko buku Gunung Agung serta beberapa toko buku lainnya di seluruh Indonesia. Sementara itu beberapa sobat penulis yang magang di kompasiana.com seperti Pak Dosen Muhammad Armand dan Bapak Rifki Feriandi menuliskan RESENSI sebagai apresiasi terhadap terbitnya buku Prabowo Presidenku.  Banyak masukan yang awak terima yang pada intinya menyambut baik tulisan yang objektif tentang sosok Prabowo Subianto.

Inilah kontribusi dari seorang Purnawirawan Polri setelah 4 tahun memasuki dunia pensiun.  Kini status di KTP tertulis sebagai  warga sipil biasa yang mempunyai hak pilih.   Menulis adalah salah satu cara paling  ampuh untuk menunda tibanya penyakit lupa (pikun).  Melatih rasa dan olah pikir yang bermanfaat dalam bentuk tulisan adalah cara ampuh untuk membunuh waktu luang yang begitu banyak bagi para pensiunan.  Awak merasakan nikmatnya kerja  menulis sehingga tanpa terasa sudah berada di level  penulis mania.  Paling tidak satu tulisan dilayangkan dalam sehari atau biar keren di singkat menjadi ODOP (One Day One Posting).  Berbekal motto penasehat, penakawan dan penasehat, awak menulis mengalir saja dan berupaya seoptimal mungkin mempedomani kaedah kaedah jurnalis.  Dengan demikian Alhamdulillah sudah hampir 1500 artikel di posting di kompasiana dan indosiana dalam bentuk opini, reportase dan fiksi (puisi).

Yes biarlah setiap tulisan yang bermuara menjadi sebuah buku mengikuti takdirnya.  Buya Hamka menambahkan lagi " Perhatikan dengan seksama dan tunggulah pasti tulisanmu itu akan membela dirinya sendiri" .  Teruslah menulis, toh bila tulisan itu mendapat apresiasi  dari khalayak maka dengan sendirinya sang penulis mengikuti dari belakang. Yes buku Prabowo Presidenku telah dibajak, berdampak mulia  memberikan penghidupan bagi komunitas pecinta buku.  Memberikan pencerahan bagi sesama bahwa sesuatu itu biarlah terjadi mengikuti takkdirnya masing masing.  Paling tidak semakin banyak warga yang mendapat informasi tentang calon presiden Prabowo maka semakin mudah dan lancar bagi Prabowo Hatta menerima amanah menjadi  Pemimpin Nasional 2014 -2019.

Salam Buku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline