Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

[Tips Haji] Bawalah Sabar Sebanyak Bulu di Badan

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah petuah tetua kepada kami ketika akan berangkat menunaikan haji tahun 1994.Sabar menghadapi segala sesuatu, tidak cukup 10 sabar tetapi bawalah sabar sebanyak bulumu di badan.Dengan stock berlimpah sabar didadamu Insya Allah kalian akan tetap tenang, tidak panik dalam menghadapi berbagai masalah di tanah suci.

Sabar adalah bunga dari taqwa.Pesan Pemuka Agama, bekal yang sebaik baiknya dalam menunaikan ibadah haji adalah taqwa.“..bawalah bekal, kerana sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah TAQWA. Dan bertaqwakalah kepada Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal yang sehat..” (2:197)Bertaqwa menghasilkan kesabaran sejati.Sesungguhnya apa apa yang menimpamu adalah atas kehendak Allah SWT, terpulang kepada jamaah dalam menyikapi setiap peristiwa yang dihadapinya.  40 hari adalah waktu yang cukup lama dalam prosesi haji terutama bagi jamaah biasa.Namun 40 hari adalah hari hari terindah dalam sejarah perjalanan hidup, apabila selama di tanah suci dilaksankan sepenuh hati.

Alhamdulillah sebagai petugas kesehatan haji kami mengawal satu kelompok terbang (kloter) haji yang berjumlah 450 orang.Jamaah sangat beragam dari yang muda kuat sampai ke jamaah yang tua perlu dipapah.Organisasi kloter dikomandani oleh seorang ketua kloter dan wakilnya, seorang ustazd pembimbing haji dan tiga orang tenaga kesehatan.Jamaah di bagi dalam rombongan rombongan dan regu.Setiap rombongan ada 50 orang yang terdiri dari 5 regu. Ada Ketua rombongan dan ada ketua regu.

Kesabaran petugas sudah diuji ketika persiapan berangkat di asrama haji pondok gede. Jamaah diminta untuk melaporkan kepada petugas obat obat apa saja yang di bawanya.Beberapa jamaah melaporkan namun ada juga beberapa jamaah yang kurang mengerti kegunaan dari melaporkan obat yang sering mereka gunakan walaupun sudah berulang ulang di informasikan.Petugas kesehatan perlu mengetahui kondisi kesehatan terakhir jamaah dan mencatat jamaah yang tergolong didalam perhatian khusus atau Resiko Tinggi (RT).Disampul buku kesehatan jamaah yang menderita penyakit kronis di tandai cap RT, dan jumlah jamaah ini hampir 30 orang. Menghadapi jamaah cerewet petugas perlu mengeluarkan kesabaran pertama, bersikap menghadirkan senyum lebar sampai ke kuping.   Layani sebaik mungkin, inilah ibadah. Plong !!!

Dalam perjalanan selama 9 jam diudara,petugas kesehatan duduk di posisi terdepan berdekatan dengan awak pesawat.Ketua Rombongan sudah diberitahu posisi petugas sehingga apabila ada jamaah yang mengalami gangguan kesehatan bisa segera di obati.Tas obat selalu melekat di badan kami, siaga berkeliling memperhatikan kodisi jamaah. Ada jamaah yang mual kemudian muntah, ada jamaah yang pusing dan ada pula jamaah yang tidak mau makan.  layani sepenuh hati, walaupun diri sendiri penat, sabar sudah terpakai dua.

Kesabaran ketiga diambil lagi dari stock, sabarkan diri ketika mendarat di bandara King Abdul Aziz Jeddah.Sebagai petugas kami diberi seragam, jamaah tidak tahu kalau tugas kami adalah urusan kesehatan, namum apa yang terjadi, akhirnya semua urusan menjadi kewajiban untuk ditangani.Ajaibnya jamaah Indonnesia, semangat menunaikan haji tidak memerlukan test bahasa arab dan bahasa inggris, sehingga wajar kalau saudaraku jamaah ini banyak yang bingung ketika menghadapi imigrasi.Dengan kesabaran optimal kami membantu jamaah, menjelaskan surat surat apa yang harus disiapkan, paspor itu yang ada fotonya,…..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline