Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Jurus Jitu Agar Tidak Terjadi Migrasi dari Tabung Gas Elpiji 12 Kg ke 3 Kg

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411052781400093974

Pertamina Domain

Kewajiban Pemerintah melindungi hak dan kehidupan rakyat berupa pencukupan kebutuhan sehari hari yang sangat primer dan cukup serta terjangkau. Berbicara tentang kewajiban dari sisi pemerintah tentu saja harus diseimbangkan dengan hak rakyat.Titik temu dari Kewajiban Pemerintah dengan Hak Rakyat adalah terjadinya kesepahaman antara kedua belah pihak terutama hal hal yang menyangkut tanggung jawab bersama. Semua aturan hak dan kewajiban itu abadi tercantum dalam UUD 45 pasca amandemen 4 kali serta peraturan perundangan terkait.

Apabilatitik temu itu sudah berada dalam posisi memuaskan Pemerintah dan Rakyat maka kata kata manis berupa penyesuaian harga tidak akan menjadi masalah. Disinilah letak peran penting Para Birokrat didalam men sosialisasi kan setiap perubahan yang menyangkut hajad hidup orang banyak. Penjelasan awal naskah ini tentu bermuara kepada rencana bertahap Pertamina me naikkan kan (menyesuaikan) harga Gas Elpiji 12 Kg dalam rangka memangkas subsidi Pemerintah.  Disinilah letak kedudukan hukum sebagai domain Pertamina sebagai wakil resmi Pemerintah.

OK, tahap pertama menaikkan harga Elpiji 12 Kg telah dilakukan.Perubahan harga yang dianggap  masyarakat cukup tinggi itu disikapi dengan  tindakan berskala panik berupa memborong Gas Elpiji 3 Kg. . Wajar saja bila terjadi gejolak karena sesuai dengan hukum ekonomi konsumen selalu mencari harga terrendah terhadap komoditi yang mengalami penyesuaian harga. Apalagi alternatif migrasi ke harga Gas Elpiji 3 Kg yang lebih murah atau tidak naik harganya merupakan  peluang bagi konsumen yang setengah panik.

Sumber : Dokumentasi Pertamina

Filosofi Keadilan Dalam Penyesuaian Harga Gas Elpiji 12 Kg.

Sesungguhnya para pejabat teras  Pertamina sudah memperhitungkan segala sesuatu terkait penyesuaikan harga. Kenaikan harga bukan terjadi sekali ini saja, pengalaman Pertamina menghadapi gejolak selama ini cukup baik dengan membiarkan kepanikan itu menemukan “penyesuaian” seiring dengan berjalannya waktu. Ya kepanikan itu tidak akan berlangsung lama dengan catatan Pertamina tetap menyediakan (supply) guna mempertahankan distribusi Elpiji di seluruh nusantara via agen agen resmi.

Dengan demikian kebutuhan (demand) Gas Elpiji tetap terpenuhi walaupun Pertamina untuk sementara terpaksa menambah kuota Elpiji .Dalam hukum ekonomi terjadinya titik temu antara supply dan demand ditengah kenaikkan komoditas memerlukan waktu tertentu dan penyesuaian tersebut bisa di rekayasa dengan menambah supply sampai tercapai titik keseimbangan.  Ketika titik keseimbangan harga telah tercapai dimana stock Gas Elpiji beredar itu bisa didapatkan dengan mudah maka Pertamina bisa berlega hati. Kondisi ideal inilah yang ingin direkayasa sehingga harga Gas Elpiji tidak menjadi masalah lagi bagi rakyat sesuai dengan kemampuan kantong masing masing..

Falsafah birokrat kuno yang harus tetap kita ingat dan dilaksanakan adalah tentang kewajiban melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat.Untuk itulah negara di dirikan dan kemudian kewenangan diberikan kepada pemerintah berkuasa dalam dimensi waktu 5 tahunan. Falsafah kenegaran itu terletak pada kosa kata Keadilan.Makna

Nah bergerak dari makna sejati filosofi keadilan itu, Pemerintah, khususnya Pertamina telah melakukan policy dengan baik dalam penyediaan Elpiji. Pertamina sangat bijak membedakan kemampuan ekonomi rakyat dari isi kantong.That’s Right and Wise. Malah Pertamina telah bergerak lebih jauh ketika terjadi revolusi bahan bakar rumah tangga. Revolusi perubahan drastis dan fenomenal dari minyak tanah ke gas adalah suatu lompatan luar biasa yang berdampak sangat signifikandalam mengurangi beban subsidi pemerintah.

Proses perubahan selalu memerlukan waktu penyesuaian.Inilah kaedah alam (sunatullah) yang tidak bisa dihindari dengan catatan Pemerintah dalam hal ini Pertamina harus selalu konsisten dalam setiap melakukan perubahan itu dengan cara menyiapkan pintu pintu pengaman darurat dalam mengawal kebijakan tersebut.Salah satu contoh pintu darurat yang sukses di kerjakan Pertamina adalah menyiapkan Tabung Elpiji Gratis 3 kg beserta isinya kepada masyarakat.Pintu pengaman itu ternyata sangat besar perannya dalam mengurangi gejolak massal. Luar biasa perubahan minyak tanah ke gas yang dilakukan Pertamina mendapatkan apresiasi dari kalangan ekonom internasional sebagai suatu pembudayaan manajemen (culture management) yang patut di contoh oleh BUMN di negeri ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline