Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Dahlan

TERVERIFIKASI

Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Menyikapi Kenaikan BBM, Mungkin Perlu Satu Kartu Lagi

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14162850201253730660

Dokumentasi Liputan6.com

Tadi pagi kaget se kaget kagetnya ketika istri tercinta mengatakan bahwa harga BBM baru tadi malam sudah diumumkan oleh Presiden Jokowi. Maklum awak tidur lebih awal dan sama sekali tidak menyangka. oleh oleh perjalanan muhibah Presiden ke Luar Negeri bukan dalam bentuk investasi namun berupa kado penyesuaian harga BBM.

Mau apa lagi, itulah domain Eksekutif mumpung DPR masih belum bekerja optimal. Seorang teman mengatakan pemilihan waktu kenaikan BBM di tetapkan satu hari menjelang DPR islah adalah keputusan CERDIK. Coba saja seandainya DPR sudah full action  tentu Kabinet Kerja terutama Menteri ESDM perlu sounding terlebih dulu dengan pihak Legislatif. Buntutnya pasti ada gelombang penolakan bertubi tubi sebelum harga BBM di naikkan pemerintah.

Mau apa lagi . Harga sudah dinaikkan, tinggal bagaimana sekarang siasat pemerintah membuktikan bahwa penyesuaian harga BBM itu adalah semata untuk mesejahterakan rakyat dalam jangka waktu pendek atau jangka panjang.   Jangka pendek khusus untuk ormis (orang miskin) agar tetap bisa makan 3 kali sehari yaitu dengan memberikan Kartu Indonesia Makan (KIM). Lho kog bukan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ?.

Nampaknya Pemerintah perlu menerbitkan satu kartu lagi. karena justru yang diperlukan rakyat miskin adalah KIM.   Dapat dipastikan keberadaan KIM tepat sasaran dan   mampu meredam gejolak aksi rakyat akibat kenaikan BBM. Terus terang kebutuhan rakyat itu sederhana saja, yaitu bagaimana bisa makan sepiring nasi serta lauknya terjamin tersedia untuk keluarga dari hari ke hari.

Terus bagaimana cara distribusi KIM ? Kalau boleh saran, sebaiknya Pemerintah bekerja sama denga seluruh warteg (warung tegal) dan warpad (warung padang) di nusantara agar melayani ormis melalui KIM dengan pengawasan ketat oleh Menteri Koordinator Perekonomian dan Menteri Menteri di jajarannya.  Jangan kuatir progam KIM itu dianggap mengada ngada, karena ada rujukan. Dahulu Mbak Tutut sebagai Menteri Sosial  pernah melaksanakan program memberikan makan untuk rakyat miskin dan ternyata bermanfaat karena langsung menyentuh perut  lapar.

Positif Thingking bukan ?

Episode ke dua Kartu Indonesia Demonstran (KID)

Salam Salaman

TD




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline