Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Dalang Sekaligus Bupati Nonaktif Tegal, Ki Enthus, Tutup Usia

Diperbarui: 15 Mei 2018   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jateng.tribunnews.com

Bagi masyarakat Kabupaten Tegal nama Enthus Susmono (52 tahun) melebihi tokoh manapun. Sebagai dalang dan kemudian menjadi Bupati Jepangnya Indonesia. Meluber-luber, termasuk ke Pemalang --29 Km ke arah timur-- tempat kelahiran saya.

"Kang, Ki Enthus meninggal," sebuah WA masuk dari Tamita Wibisono, wong Tegal yang aktif di medsos. Lalu foto-fotonya pun dikirimkan.

Penulis merenung. Sebelum menjadi Bupati, akrab di antara kami ia sebagai dalang yang nyentrik. Ia kadang mengeluarkan kata-kata seronok. Namun kalah dibandingkan dengan Ki Sudirman, kakaknya yang tinggal di Pemalang dan sudah almarhum enam tahunan lalu.

Itu sudah menjadi pemahaman bersama jika mendengar dan atau menonton mereka mendalang. Namun jangan heran, jika Enthus --lebih muda dari saya-- tak religius. Bahkan ia diusung oleh PKB dalam maju pilkada lalu.

"Kalau sekarang di bulan puasa masjid-masjid memperdengarkan pengajian dengan kaset, priben ning malaekat turun dan menjumpainya bukan orang tapi kaset? Apa sing menerima pahalanya kaset itu?" katanya dalam sebuah lakon mendalang di Jakarta yang penulis ikuti.  Gerrr.

Dalam ketawa penonton itu, kita merenung. Dan itu yang dikuasai Ki Enthus. Dalang Remaja terbaik Jawa Tengah 1988 dan mendapat rekor MURI 2017 tersebab kreasinya sebanyak 1.491 wayang.

Ia memang menguasai mendalang wayang golek dan wayang kulit sekaligus. Sehingga ia pernah terbang ke Belanda, dan bahkan wayangnya dimiliki Mueseum Tropen. Juga penerima doctor honoris causa bidang seni budaya dari Universitas International, Missouri, Amerika Serikat.

Sebagai bupati dan dalang tunggu
Bagi saya tak aneh kalau ia kemudian terpilih sebagai Bupati Tegal (2014-2019). Karena popularitasnya yang meluber ke mana-mana itu.

Juga bisa dimaklumi kalau ia tetap mendalang meski sudah bermetamorfosis sebagai dalang tunggu, mendalang setiap Sabtu-Minggu, alias saat libur sebagai bupati. Dan itu tak menyalahi. Itu sebab, jika tak ada musibah atau takdir Allah SWT ia akan maju lagi dalam Pilkada, bisa menang mutlak. Selain inkumben (petahana), ia punya catatan bagus sebagai seorang kepala daerah.

Ia muntah-muntah saat akan menuju Jatinegara (Tegal) untuk acara pengajian dalam kaitannya dengan maju lagi Pilkada. "Ia tak sadarkan diri, sampai akhirnya meninggal sebelum tiba di RS Soesilo, Tegal," jelas Plt Bupati Sinung Nugroho. Senin (14/5) sekitar pukul. 19.10 WIB.

Mendadak meninggalnya Ki Enthus, sebuah kehilangan bagi warga Kabupaten Tegal. Yang bisa memiliki seorang dalang kreatif dan kepala daerah sekaligus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline