Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Milea, Aku Datang

Diperbarui: 11 Februari 2018   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Gaya Remaja

Cerita Minggu Pagi 65

Matahari sedang berjemur, setelah seminggu dikepung mendung dan angin dingin. Sengatan sang surya lumayan galak bak berada di atas ubun-ubun. Semua dijilati. Aku berlindung di bawah bayang-bayang daun pohon rimbun, duduk di kursi besi bercat hitam dingin. Bangku Taman. Membaca Koran pagi, sembari senyum-senyum.

"Selamat datang hari cerah, di mana mentari seperti kartu ponselmu ...kedut-kedut."

"Kok?"

"Ya, sinyalnya sesekali mendut-mendut, kan?"

Geblek. Aku tak ingin meladeninya. Mending menyimak wajah sendu seorang pengusaha muda berjilbab yang senyum tipisnya diberikan ke arahku. Kau mau menjadi istriku? Tak? Jangan begitu. Aku komplet sebagai lelaki. Lelaki pejalan tangguh. Pengangguran tapi.

Kalau ia diam saja, dan di gambar lain ia agak menahan senyumnya yang mendekati Milea, hm. Syukurlah. Ini jenis wanita idaman zaman now. Yang sebenarnya kerap memberontak, walau bisa diajak sendu-sendu.

"Senang duit, gitu?"

"Aku nggak bilang gitu."

"Lho, tapi aku dibilang sendu?"

Ini repotnya menghadapi wanita muda, sukses dan jomblo. Persis kayak aku. Yang mestinya bisa dipertemukan. Entah di mana. Aku di sini dengan lembaran Koran terbitan Bandung yang banyak menghasilkan mojang-mojang geulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline