Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Malam Minggu KPK OTT Orang Partai, Ahai!

Diperbarui: 17 September 2017   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Kompas.com

Sebuah berita (tak) mengejutkan kita baca dari KOMPAS. Com. KPK meng-OTT alias Operasi Tangkap Tangan kepala daerah Jawa Timur. Ia, disebut-sebut  kader dari Partai PDI Perjuangan. Meski belum 'diketahui' siapa yang dimaksud, Sekjen partai Banteng ini sudah menyebut, ""Partai mendidik kadernya untuk membentuk peradaban politik yang bertujuan mencapai kemakmuran rakyat, bukan mencari keuntungan pribadi," lanjut dia.

Menyenangkan juga kita yang bukan orang partai, yang tak berkepentingan dalam masalah kekuasaan mendengarkan gegasnya Partai ini menangani orang nakalnya: baca mencuri uang rakyat. Pertanyaan berikutnya, apakah segaris lurus apa bila orang partai ini tidak OTT tetapi ditengarai melakukan tindakan seperti dalam OTT alias rasuah?

Orang Partai ini, bukan kali ini saja tersangkut masalah yang tiap hari nyaris terdengar beritanya perihal rasuah alias menggangsir uang bukan haknya. Bahkan wanita yang menjadi 'pemicu' soal 2,3 trilun kerugian negara dalam soal proyek KTP-el adalah: Miryam S. Haryani.  

"Iya, kami mendapatkan informasi (kader PDI Perjuangan ditangkap KPK). Tapi hingga saat ini kami belum mendapatkan informasi resmi dari KPK," ujar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto kepada Kompas.com, Sabtu (16/9) malam .

Adalah apes dan apa yang sedang menimpa kader partai dalam menggangsir uang. Siapa, kapa, berapa,  di mana dan kenapanya, kita tunggu. Yang tak bisa kita tunggu, segera sajalah terungkap dan dibaca oleh para Yang Terhormat itu. Bahwa ini sebuah kerja dari KPK -- yang dianggap tak menghormati kolega partai ini dalam sebuah Rapat Dengar Pendapat Komisi yang menangangi Hukum dengan KPK. Agar yang esensi dari pekerjaan KPK tak ditekuk-tekuk dan mengalihkan perhatian. Mencoba membekukan KPK. Dan seterusnya, untuk melucuti lembaga ini.

Bersungguh-sungguhlah wahai orang partai membina kader-kadernya. Hingga layak menjadi orang yang dihormati bagi kami rakyat yang memilih kalian. Ya, Bapak-Ibu yang terhormat di Parlemen. Juga yang menjadi Kepala Daerah di wilayah negeri yang tergerogoti ini.  Tidak lagi merampok uang yang bukan haknya.

Kalau masih saja merampok uang negara, kita tak lagi menghormati. Juga takkan memilih Bapak-Ibu sebagai orang terhormat.

Itu saja!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline