Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Afi, Akan Teruji Waktu?

Diperbarui: 12 Juni 2017   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afi Nihaya, foto: Indowarta.com

BISA disebut, Afi meteor garden. Melejit hingga puncak selepas SMA-nya sekarang. Sampai bisa berselfie dengan Presiden, dan menjadi newsmaker dadakan. Juga berkait dengan Hari Lahirnya Pancasila.

Apa penyebabnya ia sampai menjadi buah bibir? Tentulah buah tulisannya. Ya, ini yang mengelitik saya, yang mencumbui teks dua kali usianya -- tiga puluh lima tahun lebih. Sejak menulis fiksi, menjadi insan pers dan sekarang menggawangi KutuBuku di Kompasiana.

Bekal tulisan itu apa? Bahasa. Itu yang paling penting, sehingga Afi bisa mempengaruhi banyak orang. Termasuk pro-kontranya kemudian ketika ia disebut plagiator. Syifa salah satu kolega saya di Kompasiana menuliskan dengan bahasa yang santun, dan bahkan ia berulangkali meminta kepada orang-orang yang berkomentar di tulisannya untuk tak menghakimi yang bersangkutan.

Jika kekuasaan membawa orang pada arogansi.

Puisi mengingatkan kita akan keterbatasan manusia.

Jika kekuasaan mempersempit kepedulian kita,

puisi mengingatkan mereka

akan kaya dan beraragamnya eksistensi manusia.

Jika kekuasaan kotor, puisi membersihkannya.

John F. Kennedy

Klop dengan tulisan Syifa yang mengulik tulisan Afi dengan tajuknya: Afi Sayang, Kenapa Bongkar Pasang Puisi Orang. Lebih-lebih Syifa bias menulis puisi dengan baik -- kalau tidak disebut puisinya bagus, indah dan diksinya hebat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline