Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Membumikan Bank Syariah, Kenapa Tidak?

Diperbarui: 4 Juni 2017   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OJK

Terlalu sungguh! Kalau masih ada orang tak mengenal bank atau perbankan di era milenial kini. Apalagi bank konvensional, bank umum, toh, diperbolehkan di negeri ini beroperasi  oleh pihak yang “memfatwakannya”. Jadi, apalagi dengan Bank Syariah?

Bank Syariah sudah menjamur – dalam satu-dua dekade – bahkan oleh penyelenggara perbankan yang semula konvensional. Menjalankan perbankan secara syariah sehingga diterima oleh yang merasa nyaman dengan sistem ini. Jika menyimak bukukecilAkuCintaKeuanganSyariah” (ACKS) untuk Produk dan Jasa Perbankan Syariah, kita menemukan sejumlah bank atau produk yang mengikutinya.

“Bank Syariah fasilitasnya sama seperti bank konvensional,“ kata nara sumber dari OJKPerbankanSyariah dalam sosialisasi perbankan yang kini fungsi dan pengaturan dan pengawasannya di bawah Otoritas Jasa Keuangan. Persisnya, “Mendorong perbankan syariah termasuk melaksanakan kegiatan edukasi dan sosialisasi publik mengenai perbankan syariah untuk semua lapisan,” catat Ahmad Buchori, Kepala Departemen “PerbankanSyariah” OJK, Mei 2014.

dok. bank syariah

Merambahkemanapun

Jika menilik perkembangannya, Produk dan Jasa Perbankan Syariah ada di seluruh Indonesia: 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah dan 163 BPRS dengan 2, 950 kantornya, per Mei 2015,  maka ia akan terus bergulir seturut orang dalam beraktivitas dan berinteraksi di dunia perbankan. Apalagi, bagi yang dekat dengan frasa Syariah. Sedangkan orang yang non muslim pun tak tabu bila terlibat dan ada di dalamnya saat menggunakan jasa perbankan jenis ini.

Lalu, bagaimana serunya jika terlibat di dalamnya – yang menggunakan sistem – menjauhkan dari riba yang kerap disimpulkan orang atau masyarakat pada umumnya?

Orang yang akan naik/ pergi haji, barangkali akan langsung memilih bank jenis ini. Selain nyaman, juga dianggap selaras dengan ibadah yang akan dijalankannya. Apa nilai jaminan “nyaman” ini kalau bukan agar dalam beribadah “mahal” itu menjadi sempurna. Itu yang paling utama.

Sederet produk bank ini semisal: simpan uang, tabungan, giro, deposito, pembiayaan, KPR. KKB, Pendidikan, investasi dan modal kerja hingga akan berhaji/ umroh tadi. Oleh sebab itu, taka da beda sebagaimana layanan bank umum. Mengingat Bank Syariah disejajarnya dengan:

  1. Sama bagusnya
  2. Sama lengkapnya
  3. Sama modernnya

Tiga aspek penting dan inti ini dengan sendirinya untuk mensejajarkan pelayanan sebuah perbankan di era kekinian.   

MasihTerkotak

“Selain memakai bank Syariah, tapi saya punya rekening bank umum,” kata seorang Habib dan kebetulan Ketua MUI di daerah saya, suatu ketika. Alasannya sederhana, kepraktisan. Karena jaringan saat itu – sepuluh tahun lebih lalu – memang tak sederas sekarang. Di mana ATM perbankan syariah yang bersinergi dengan jaringan 60. 922 ATM Bersama dan jaringan 74. 050 ATM Prima. “Saya tak mengambil bunga jika di awal bulan ada kelebihan,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline