23 tahun lalu! Terlalu lamakah? Entahlah. Namun itulah cerpenku, TS, yang dimuat di majalah Kawanku dalam edisi Album atawa Kumpulan Cerita Menarik Kawanku, tahun 1993. Tajuknya: Gosip Sangat Resmi.
Jika kenapa TS mengunggah cerpen ini, tersebab sebuah kenangan. Bukan tentang isi cerita pendek itu sendiri. Swear! Namun tersengat ketika pulang dari sebuah acara buzzer di Gedung BCA dengan Tauhid Bule, ia menyebutkan. Bahwa per Desember 2016 ini majalah Kawanku akan tutup.
TS menulis cerita di Majalah Kawanku, sebenarnya bukan 23 tahun lalu, di edisi No. 18 yang harga jualnya Rp. 2. 000. Namun sudah 35 tahun lalu, yakni tahun 1981. Persisnya berupa cerita anak-anak, di antara berjudul: Penembak Ulung, Toro dan berapa puluh lagi. Di mana pada waktu belia saya berkenalan dengan nama-nama besar pengasuh majalah Kawanku: Toha Mohtar, Trim Sutedja, Yulius Siyaranamual. Sedangkan pengarang atau penulis tetapnya ada Satmowi Atmowiloto, kakak Arswendo Atmowiloto. Juga komukis Libra (nama samaran) yang sekarang masih membuat kartun Timun di KOMPAS Minggu. Tentu ada nama besar lain, semisal Mohammad Sobary, Danarto, Darto Singo (ayah Anggun C. Sasmi), Parakitri (wartawan KOMPAS) dan masih banyak lagi. Termasuk Leila S. Chudori, wartawan TEMPO kini.
Honor tulisan yang dimuat Kawanku terbilang besar. Yakni dua puluh ribu rupiah, di mana untuk mengambil ke redaksi di Asemka, seberang Stasiun Beos/ Kota cukup naik bis kota hanya sebesar 15 rupiah. Juga ketika redaksi berpindah ke Daan Mogot, Jakarta Barat. Sehabis mengambil honor, bisa langsung mentraktir redaktur dua orang, dan bisa pulang naik taksi, hehehe.
Lebih dari itu, saya banyak menimba ilmu dari para senior di Kawanku. Tak cuma menulis fiksi, namun menulis features, pengetahuan, tokoh-tokoh dan serba-serbi lainnya. Juga membawahi anak-anak SD/ SMP yang menjadi reporter di Gazetta (sisipan di majalah Kawanku) untuk mewawancarai tokoh-tokoh besar seperti HAMKA, Jenderal (purn) TB Simatupang, Adam Malik dan lainnya. Di sinilah peran majalah Kawanku membimbing penulis belia yang masih belajar di bangku sekolah diwadahi.
Namun Majalah Kawaku yag klasik itu tak bisa bertahan lama. Manajemen tak sanggup mengoperasionalkannya alias limbung. Sehingga ketika Mas Wendo (Arswendo Atmowiloto) Pimpinan divisi Majalah di Gramedia Grup, Kawanku diambil alih. Sebagian awaknya, terutama yang muda, Khairul Saleh, ikut diboyong. Nah, majalah ini pun menjadi majalah yang lebih ngepop: untuk kalangan ABG. Tak lagi anak-anak. Saya pun masih menulis, di antaranya serial Ayesha dengan judul Gosip Sangat Resmi di atas. Di samping novel yang dicerbungkan: Langit Panjer Sore, sepuluh kali penerbitan di Kawanku dengan manajemen Gramedia Grup.
Kenangan berkelebatan dengan majalah Kawanku seperti baru kemarin. Padahal, saya tulis ketika masih lajang, tiga puluh lima tahun lalu. Disambung dengan Kawanku yang bermetamorfose, dan akhirnya di era digital kali ini akan menghilang. Ini Bukan “Gosip Sangat Resmi”, tentu.
Ah!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H