Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

(Rose RTC) Sajak September untuk Septi

Diperbarui: 15 September 2016   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. salapan.com

Sepi masih saja wangi

Seperti harum rindu pada Septi

Di ujung kemarau kemarin, gerimis baru tiba. Satu-satu. Dihitung. Kuhitung sampai tetes sebelas, baru muncul wajahnya. Oh, bibir merahnya lebih dulu. Membesar, baru sepasang telaga matanya dengan lingir tebing hidung mancungnya. Menggaris.

“Kita bersua di mana?”

“Tak penting di mananya?”

“Apanya?”

“Bibirmu saja kirimkan kemari, kini.”

Tak ada dengar suara. Kembali sunyi, dan suara serangga malam mengganti. Seperti malam-malam sebelumnya di tepi danau menunggu Septi. Entah untuk berapa lama lagi. Ini sebuah pengharapan dibarengi doa. Apalagi yang kurang?

Bulan sepenggalah dari permukaan danau. Menyaput wajahnya. Tangan kuulurkan, dan menggapai.

“Satu purnama lagi ….”

Satu tarikan nafas, mengiringi jalan berbalik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline