CERITA MINGGU PAGI:
Mula pertama, berpandang mata
Lalu bibirku dicumnya mesra
Itu lagu dangdut kesukaanku. Maklum saja. Karena aku sedang merindukan kekasih, dan belum pernah mencium bibir seorang wanita. Sekalipun. Sungguh.
Maka, mati-matian aku pengin punya pacar di usiaku menginjak seperempat abad. Dan itu ditertawakan oleh teman-temanku. Yang wanita maupun yang laki-laki. Semua pendapatnya sama.
“Lha, kamu ganteng, kok.”
“Modal pun ada.”
“Ya, mana sudah sarjana pula.”
Benar. Tapi apa benar untuk meraih cinta seorang wanita, itu modalnya? Aku ragu. Meski teman-temanku makin mentawakanku.
“Haduh ….Te es – Te es. Kamu ini kuno beneeeer!” ejek Ragil yang setengah kentir itu. Ia temanku satu almamater di PT terkenal negeri ini di Bandung.
“Kok, kuno, sih?”