Thamrin Sonata
Batari Ratih
Hujan. Basah. Senyap. Pagi tak menguning seperti jika matahari muncul dari balik bukit di atas permukaan laut.
“Mereka tetap melaut,” kataku seperti kepada diri sendiri, di mana di sampingku berdiri istriku, Tantri. Nun di sana, nelayan-nelayan berangkat meninggalkan daratan untuk mencari penghidupan. Dalam ombang-ambing irama lautan, yang serba tak menentu.
Laut, o, laut
Apa sebenarnya yang selalu kau bawa kembali ke pantai
Dari perjalanan ombak-ombak yang ombang-ambing
Dari asin dan kelam di kedalaman tubuhmu
Laut, o, laut
Apa kau juga membawa kembali harapan-harapan yang dihanyutkan