Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Gedung Baru KPK, Segeralah Terisi Para Koruptor

Diperbarui: 29 Desember 2015   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: repro Detik.com

GEDUNG Baru KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adanya (tetap) di lingkungan Kuningan atawa Jalan HR Said, Jakarta. Persisnya di Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan. Diresmikan hari ini, Selasa (29/12) dan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Juga ada mantan presiden Habibie dan SBY, selain Abraham Samad dan Bambang Widjayanto. Di samping, pemimpin baru KPK di bawah komando Agus Rahadjo.

Gedung berlantai 16 lantai ini menelan biaya 215 miliar rupiah. Memiliki 70 ruang pemeriksaan. Gedung “merah-putih” ini seperti punya makna khusus, di mana persis 12 tahun KPK bergerak “mengambil alih” tugas yang ndak terlalu prigel oleh kejaksaan dan kepolisian untuk urusan rasuah. Sehingga, bagi Bambang Widjayanto, disebut, “Ada lima garis, lima filosofi dasar KPK.” Dan ia pun menafsirkan garis tengah gedung sebagai, “Yang mencerminkan area yang tegas untuk pencegahan dan penindakan. Tapi berjalan bersama-sama.”

                Bambang Widjayanto (kerap disapa BW) boleh jadi menjadi salah satu pemimpin KPK yang berintegritas. Meski ia kemudian dikriminalkan sehingga ia menjadi “tersangka” untuk urusan yang sumir kasusnya. Bahkan, kisahnya tragis, di mana ia “ditangkap” pagi-pagi ketika mengantar sekolah anaknya. Lalu, apa makna ucapannya pada peresmian gedung yang takkan pernah ditempati sebagai “ruang kerja”nya itu?

Peresmian Gedung baru KPK oleh Presiden Jokowi. (foto: detik.com)

 

                KPK yang kali ini ada pemimpinnya wanita dari unsur Kepolisian, Basaria Panjaitan, seperti menjadi sebuah tantangan yang mesti dijawab. Bukan karena, kebetulan, Ruang Gedung KPK baru ini belum “sempurna beres”. Yakni Ruang Tahanan yang berada di bagian belakang gedung belum selesai. Terlalu mengada-ada, bila ini seperti dipesimiskan kinerjanya, semisal oleh teman Kompasianer Daniel H.T dengan sejumlah alasannya. http://www.kompasiana.com/danielht/kenapa-kita-layak-pesimis-terhadap-pimpinan-kpk-yang-baru_56797cf5d17a61230baeafcd

                Selazimnya, saya optimis dengan “sarana” baru bagi KPK. Bahwa gedung ini diisi oleh tersangka-tersangka baru oleh koruptor. Sehingga cepat sesak, dan KPK cukup dengan pengembangan sebagai “pencegahan korupsi” saja. Sayangnya, dengan adanya gedung baru ini bukankah semacam pertanda, kita masih lama untuk menggunakan KPK sebagai “alat” untuk pemberantasan kepada tikus-tikus yang kian lihai. Pandai mengelabui karena adanya jebakan. Dan indikasi pelemahan lembaga antirasuah ini yang mana sebentar lagi aka nada “perubahan” UU.

                Jelas. Gedung baru KPK bukan untuk perpanjangan masa kerja sebagai lembaga adhoc dalam menangani korupsi negeri ini karena akan banyak di antara “mereka” yang mengeret uang rakyat/ negara. Namun juga bukan berarti tak perlu gedung baru. Supaya kerja para penentunya (pemberantasan) itu bekerja berani-efektif-tidak politis. Namun menjerat para koruptor itu secara benar. Mengingat kepemimpinan KPK selama ini dipoliticking, dalam kasus terutama BW.

                Inilah harapan baru dengan adanya gedung baru tersebut. Segeralah gedung ini diisi oleh mereka yang sebenarnya “sudah dilakukan oleh koruptor” yang belum tertangkap. ***

               




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline