Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

Bersama Anin, Menjemput Liburan

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14195529521561966896

REMBANG petang, Jakarta lengang. Termasuk ketika akan memasuki Bandara Soekarno-Hatta, langit kelabu tak ada rintik hujan pun turun walau setitik. Kami akan menjemput anggota keluarga kami – yang berlibur dari Bali ke rumah kami di Pondok Gede. Pandu Satyagraha.

Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dalam rembang petang. (foto:TS)

Bersamaan mobil parkir, Maghrib tiba. Saya shalat di mushala Terminal 3, dan sempat makmum di kloter pertama. Pukul 18. 35 Wib, kami memesan makanan dan minuman sembari menunggu anak kedua, di lantai dua terminal kedatangan. Anin, cucu pertamaku ke sana-kemari, walau sesekali maem makanan yang dipesan ibunya. Aku yang menunggu menu makanan tepat di depan coffe terkenal itu, memotret si Kecil nan gaya. Termasuk di depan pesawat (perusahaan penerbangan) yang dinaiki Oomnya dari Bali.

“Situuu …!”

Dan ia pun bak peragawati. Bergaya. Sama seperti selama ini kalau di rumah melihat saya memegang camera. Langsung mepet ke tembok dan eksyen. Entah menunjuk-nunjuk camera, entah menempelkan telunjuknya ke pipi.

14195522911730293531

14195523472025703802

1419552408255028791

1419552471520913690

Aksi Anin. Hm.

Pukul 19. 12 kami turun dari lantai dua. Untuk menjemput anak yang libur sebentar dari Pulau Dewata yang saat ini high session bagi orang kita umumnya. Ternyata ada waktu, sehingga saya bermain-main dengan Anin. Ia yang sudah lincah berlarian, ke sekitar Santa yang kerap menjadi obyek orang yang di sekitar Terminal 3.

“Nah, duduk sini, deket Atung …!” seruku lagi, meminta Anin duduk di tangga turun Terminal Kedatangan itu.

1419552231985518286

Di tangga, Anin dan Eyangnya berpose, hehehe.

Pandu yang ditunggu pun tiba. Dengan menyeret tasnya, melenggang. Kami menyambutnya dengan berpelukan. Namun Anin yang sudah beberapa bula tak bertemu dengan oomnya enggan disapa. Bahkan si kecil 1,5 tahun itu menyalami tidak dengan hangat sebagaimana kepada orang yang “dikenalnya”.

“Yah, Oom balik lagi naik pesawat, deh …!” desah Pandu.

Anin tidak mengerti. Ia nggemblok denganku dan duduk di sisi ayahnya yang mengemudikan. Jakarta lengang. Sehingga di jalan tol dalam kota pun tak sedikit pun tersendat. Kami menikung di kawasan Jatiasih, karena rumah kami dekat dengan pintu tol Jorr, Lingkar Luar.

Semalam, kami hampir komplet. Kecuali si kecil Asri, anak ketiga kami. Hari libur, hari berkumpul keluarga. Hari ini, akan ada Asri, dan esok berencana libur. Mungkin ke Bandung. Bersama dalam tiga generasi. ***

Foto-foto: TS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline