Lihat ke Halaman Asli

Thamrin Sonata

TERVERIFIKASI

Wiswasta

KPK-Polri Rujuk, Hore!

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1424438369303023876

MENYAKSIKAN live di TVOne pukul 19 lebih sedikit menit, Jumat (20/2) rada sejuk juga terasa. Tajuknya pun jelas: KPK akan Perbaiki Hubungan Dengan Polri. Acaranya berlangsung di Mabes Polri. Meski yang banyak omong Taufiequrachman Ruki, yang ditunjuk Presiden Jokowi kembali ke kantornya KPK bersama  Indriayanto Seno Adji dan Johan Budi SP.

Jadi bukan ada apa. Namun ada niat dua institusi yang sebulan terakhir ini seperti Tom and Jerry itu. Ada semacam rekonsiliasi yang kuat kali ini. Boleh jadi ini sebuah sinyal bagus atas pilihan Presiden Jokowi dengan menunjuk Ruki untuk menjelaskan duduk semeja di acara ini. Sehingga negara ini tak runtuh hanya perkara – dimulai dari pengajuan BG sebagai calon Kapolri itu. Tidak. Karena terlalu mahal harga peruntuhan – ini yang disinyalir kuat – terhadap lembaga antirasuah KPK. Walau, memang, sudah ada dua jagoan KPK yang dipinggirkan sementara: AS dan BG.

Atau pelemahan terhadap penyidik yang sebagian besar dari Polri dan sedang dipermasalahkan perihal senpi, itu pun diselesaikan dengan ringan. “Perihal senjata yang ada di penyidik KPK, itu legal. Hanya perijinannya yang perlu diperbaiki,” tandas Ruki yang duduk berdampingan dengan Badrodin Haiti, calon Kapolri pengganti Budi Gunawan.

14244384311955474252

1424438474520127972

foto-foto: TS

Clear!

Barangkali itu bagian kecil. Yang lebih penting, benar adanya niat dua institusi: KPK dan Polri rujuk-rekonsiliasi-islah. Meski itu dianggap Ruki sebagai hal yang selama ini sesungguhnya sudah baik. Sudah ada MoU sesama penegak hukum. Semisal dulu, sewaktu Ruki sebagai Ketua KPK dipersilakan untuk “mengambil” anggota Polri sebagai penyidik di KPK. “Mudah-mudahan akan ada kunjungan, paling lambat Selasa Polri akan ke Kantor KPK,” ungkap Ruki, mantan Polri itu. “Kan boleh menjamu, tapi nggak di restoran.”

Inilah jalan tengah dari pertemuan yang berlangsung gayeng itu. Setelah shalat Magrib berjamaah sebelum acara “pertemuan”  itu. Adakah ini tak mengusik niat para Anggota Dewan – yang lebih senang terjadinya huru-hara selama sebulan lebih itu? Rasanya kita tak menghendaki itu. Karena kalau sampai itu yang terjadi, kita cabut mandat kepada Wakil di Senayan itu. Setuju? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline