Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Rumah Ramah yang Remeh

Diperbarui: 28 Oktober 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berjalan di depan rumah tua. Sumber: Pexels.com/zhang kaiyv 

gerimis tersenyum dengan manis
kulihat rintik terus berbaris
di sepanjang jalan terukir genangan
membawamu tenggelam dalam kenangan

akhir-akhir ini langit tidak bersahabat
sama sepertimu yang sedang tidak sehat
kusuruh dirimu diam di rumah
jawabmu malah tak betah

padahal payungku itu bisa ringkih
menaungimu kadang aku tertatih
tapi sedikit pun aku tak letih
yang penting dirimu sembuh dari sedih

dirimu adalah angan yang kuingin
sekali pun kamu menganggapku angin
bersenyawa denganmu sepertinya tak mungkin
sebab perlakuanmu yang begitu dingin

aku telah berusaha menjadi sebaiknya rumah
namun dirimu lebih memilih pergi tak tentu arah

aku telah berupaya menjadi tempat ternyaman
menyambutmu dengan semangkuk mi instan
namun dirimu berkata tak doyan
dan memilih order udang keju mi gacoan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline