Lihat ke Halaman Asli

Malam, Negaraku!

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi lagi....Kenapa waktu produktif saya berada di tengah malam? Karena pada saat itu saya tercengang dengan berita-berita yang ada di televisi. Kehabisan kata-kata, kurang lebih. Kenapa Negaraku di timpa masalah yang bertubi-tubi? Kenapa rasanya krisis ini menerjang dalam periode yang sangat panjang?
Ini baru tahun 2011, saya baru berumur 17, apa yang akan terjadi bertahun-tahun dari sekarang? Sungguh, hal ini tidak pernah lepas dan meninggalkan pikiran saya di kala malam.

Kadang dalam hati, saya menyimpulkan. Bukan masalah yang menghampiri Negara ini berkali-kali, namun mereka yang mencari MASALAH! Mereka? Ia mereka, yang memiliki tangan dingin, memiliki 8 tangan, 2 untuk melakukan hal Manusiawi dan sisanya untuk melakukan kekejian, kemunafikan, pencurian dan perampasan. Mereka mempunyai 1001 wajah, yang kian diasah . Jika sudah berkenalan dengan suatu masalah, dihampirinya masalah lain, dengan wajah yang lain, dengan harapan masalah yang semula ada akan tertutup dengan isue masalah yang baru. Sadarkah? kita ini di dalangi oleh sesuatu. Berjalanya negri ini seperti sebuah cerita. Jika sudah melewati 1 bagian, kita digiring ke bagian yang lain. Intrik ini pernah di bahas dalam sebuah stasiun Radio , yang menurut saya sangat masuk akal.Seperti dalam perwayangan, kita dimainkan oleh seorang dalang. Dalang yang sangat mahir, yang mampu mengadu satu peran dengan peran lain. Dalam sebuah web site lain yang juga saya baca, kehidupan Negara ini juga diibaratkan dengan karapan kerbau, kita digiring kesana kemari tak tentu arah, sesuai dengan kemauan si Pemilik. Tapi merupakan sebuah pertanyaan besar, siapa pemilik ? dan siapa si dalang?

Entah apa selanjutnya yang akan menimpa Negaraku. Akuilah, rasa pesimis terkadang mewarnai pemikiran dan jiwa generasiku. Kenapa? Karena kami pilu melihat keadaan yang sekarang. Keadaan yang tak terkuasai dengan baik oleh para penguasa. Keadaan yang dikuasai oleh pihak-pihak yang sesungguhnya tidak memiliki wewenang apa-apa. Ini pernah dibahas dalam sebuah perbincangan dengan beberapa teman saya di sebuah perjalanan. Kami beranggapan, krisis ini TIDAK AKAN pernah selesai jika pikiran dan motif kolot yang ada dalam bangsa ini tidak dibersihkan. Bahkan seorang supir Taksi pun dapat berpendapat, bahwa Negaraku akan semakin terpuruk dengan segala hal yang ada didalamnya.

Negaraku , ini sudah malam. Saya tahu, kamu sudah lelah dihujat, dimaki, dicemooh, dan  diperolok oleh bagian-bagian mu sendiri. Ini bukan salah mu, ini ulah mereka. Selamat malam Negaraku, beristirahatlah malam ini dengan tenang.Saya dan orang-orang yang mencintaimu selalu berdoa, berharap, saat matahari esok menyapamu, tubuhmu kokoh dan kuat kembali. Persetan dengan mereka. Sepenuh hati kami menyayangimu !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline