Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Perokok Pasif

Diperbarui: 16 Juni 2023   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Zaniira Yazied

NIM: 111221301

Bahaya Perokok Pasif

Perokok dapat kita jumpai di kalangan masyarakat dari berbagai usia. Merokok merupakan hal yang sangat wajar pada zaman ini. Usia mulai merokok pun beraneka ragam. Baik mahasiswa, siswa dari kalangan Sekolah Menengah Atas atau SMA, bahkan siswa Sekolah Dasar atau SD telah mencoba rokok. Para remaja di Indonesia pada usia muda sudah menggunakan rokok dan menganggap enteng dampak buruk yang akan ditimbulkan dari merokok. Menurut Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia merupakan negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia dengan jumlah perokok di usia >15 tahun sebanyak 34.8%.

Kebanyakan mahasiswa atau siswa merasa bahwa dengan merokok mereka dapat menyejukkan hati dan pikiran mereka. Bagaimanapun juga, beberapa mahasiswa atau siswa hanya merokok sebagai formalitas saat sedang bercengkrama dengan teman. Beberapa orang juga mencoba rokok karena merasa penasaran kemudian mereka kecanduan. Menurut World Health Organization (WHO) orang yang merokok dibagi menjadi tiga golongan bila dilandaskan dengan jumlah rokok yang mereka hisap tiap hari. Kategori pertama adalah perokok ringan yaitu 1-10 batang. Selanjutnya, ada perokok sedang yaitu 11-20 batang. Lalu, ada perokok berat yang menghabiskan 21-30 batang. Terakhir, perokok sangat berat merokok lebih dari 31 batang.

Bagaimanapun juga, merokok tidak hanya berbahaya bagi penggunanya, melainkan juga bagi orang - orang yang berada di sekitarnya. Pada dewasa, menjadi perokok pasif dapat berakibat terjadinya peningkatan resiko terjangkit kanker paru -- paru. Sedangkan, pada ibu hamil, dengan melakukan kontak dengan asap rokok, secara tidak lansgung akan membahayakan bayi kandungannya. Bahaya yang dihadapi adalah seperti keguguran, bayi lahir sebelum waktunya, hingga bayi yang memiliki berat badan dibawah normal. Apabila anak kecil menjadi perokok pasif, besar kemungkinan bahwa mereka akan terjangkit beraneka ragam gangguan medis mulai dari asma, infeksi telinga dan saluran pernafasan, hingga alergi. Maka dari itu, agar tidak terkena bahaya perokok pasif, harus mulai dilakukan pencegahan seperti menjauhi tempat merokok, menghimbau para perokok aktif untuk tidak merokok di sembarang tempat, dan memanfaatkan masker sebagai pencegahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline