Lihat ke Halaman Asli

Thaifur Rahman

Mahasiswa di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Perihnya Air di Kepanasan

Diperbarui: 13 Januari 2023   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

;kepada wanita-wanita yang dituduh sebagai pembohong dalam segala keadaan

Sebening tetesan air embun. Entah sudah berapa keringat yang tumbuh subur di keningmu.

Sedang dahaga selalu menjadi penantian sang anak.

Namun anak tak pernah menyangka,

bahwa embun itu akibat lepuhan dari kulit kering nan tua.

Di halaman, Tuhan menunggu dikumandangkan, lagi.

Meniti kerisauan dari yang terjadi,

Pada sentuhan yang tak pernah ada garis bentuk dan nasib.

Ia, selalu menjadi subjek pembohong, dituduh atau tidak.

Lalu malaikat datang dengan pensil warna-warni dan buku diary:

"Beberapa, sudah kulayangkan kegetiranmu pada Tuhan. Sekarang, kau bisa merasakan hati dengan jujur dan megah. Tuhan ingin menayangkannya di langit."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline