Di era millennial ini, sebenarnya muncul jenis fobia baru yang menjangkiti wilayah dan orang tertentu: fobia Islam atau yang sering kita sebut Islamofobia. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam, bahkan simbol-simbolnya, bisa menjadi monster bagi pengidap fobia ini. Fenomena ini semakin meningkat di berbagai belahan dunia, terutama pasca peristiwa tragis terkait terorisme dan ekstremisme. Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi Islamofobia adalah dakwah Islam.
Islamophobia Sebuah Fenomena Yang Kompleks
Islamofobia sering dikaitkan dengan stereotip yang salah serta kurangnya pemahaman tentang Islam. Banyak masyarakat yang terjebak persepsi negatif terhadap Islam akibat pengaruh media, politik, dan ekstremis yang cenderung mengasosiasikan Islam dengan kekerasan dan terorisme. Padahal, jika Anda mengikuti ajaran Islam yang sebenarnya, Anda akan menemukan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, dan kasih sayang terhadap sesama.
Misalnya, media arus utama seringkali menyoroti kejadian-kejadian negatif yang melibatkan individu atau kelompok yang mengaku beragama Islam, tanpa mempertimbangkan konteks ajaran agama yang sebenarnya. Hal ini memperkuat stereotip yang salah tentang Muslim. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjelaskan ajaran Islam secara jelas dan akurat serta mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam agama tersebut.
Ketika kita membayangkan Islamofobia, kita tidak bisa begitu saja berpikir bahwa penyakit ini hanya menyerang penduduk suatu negara yang mayoritasnya adalah orang-orang kafir. Hal ini "wajar" mengingat di negara-negara tersebut tidak ada "antibodi" terhadap serangan Islamofobia, meski jumlahnya sangat kecil. Namun Islamofobia kini justru menjangkiti negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia.
Dakwah Islam Sebagai Solusi
Dakwah Islam secara sederhana berarti menyampaikan risalah Islam dengan baik dan bijaksana serta berperan sangat penting dalam mengatasi Islamofobia. Melalui dakwah, umat Islam mampu menyajikan ajaran agamanya dengan lebih positif dan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas. Dakwah tidak hanya sebatas ceramah di masjid atau pengajaran di lembaga pendidikan, namun juga dapat dilakukan melalui berbagai media, mulai dari tulisan, debat publik, dan media sosial.
Kebangkitan Islam akan terjadi ketika hukum ketuhanan ditegakkan di muka bumi, namun hal itu hanya dapat terjadi dalam kerangka kekhalifahan. Kebangkitan Islam akan mengubah kekuatan dunia dan kepemimpinan Barat. Untuk melanggengkan kepemimpinan ideologi kapitalis tersebut, mereka memanfaatkan para pemimpin Islam untuk melakukan tindakan represif terhadap Islam dan pengikutnya.
Dalam hal ini, Islamofobia menjadi strategi yang digunakan. Negara-negara Barat mengembangkan Islamofobia dengan bergandengan tangan dengan rezim seluruh negara Islam, baik regional maupun global, dalam berbagai forum, kerjasama antar pemerintah, kerjasama bilateral dan multilateral.
Islamofobia sebenarnya adalah strategi kuno. Solusinya adalah dengan menyadarkan umat akan rancangan jahat di balik Islamofobia itu sendiri melalui dakwah dan menyadarkan umat bahwa kita adalah satu di dunia. Fokus pada prinsip bahwa Islam berarti kepemimpinan pemikiran dan solusi serta Rahmatan Lil Alamin hanya dapat tercipta jika Islam diamalkan sepenuhnya.
Mengatasi Islamofobia bukanlah tugas yang mudah, namun melalui dakwah yang efektif dan berkelanjutan, jembatan pemahaman dapat dibangun antara umat Islam dan masyarakat lainnya. Dengan memberikan edukasi yang baik, melakukan dialog antaragama, menonjolkan nilai-nilai positif Islam, dan memanfaatkan media sosial secara bijak, kita bisa menciptakan suasana saling pengertian dan menghargai perbedaan.