Lihat ke Halaman Asli

Etika berlalu lintas

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada suatu fenomena dijalan raya yang sangat memprihatinkan saya. Saya setiap hari  dari rumah kekantor pp menggunakan kendaraan pribadi berupa sedan kecil (Xenia), kata orang mobil saya mobil sejuta ummat.

Pemandangan yang lihat setiap hari entah pagi, sore atau malam hari, adalah etika berlalu lintas dari pengendara sepeda motor. Mereka dengan seenaknya melawan arus, menerobos lampu merah dan melampaui garis stop sehingga sangat rawan  terjadinya kecelakaan. Terkadang pelanggaran tersebut secara  terang-terangan dilakukan didepan petugas. Apabila mereka menyenggol kendaraan kita antara lain menyenggol kaca spion sehingga baret atau berubah  posisi bahkan pernah patah, tanpa rasa bersalah terus saja ngeloyor pergi. Apabila mereka ditegur, mereka lebih garang dan pengendara sepeda motor yang lain turut solider. Sebaliknya bila kita menyentuh sedikit saja dari belakang karena ulah mereka sendiri yang suka nyeloyor  tanpa perhitungan, bukan main galaknya, mata melotot seperti bijinya hendak keluar dan mobil kita disepak atau ditendang.

Saya berpendapat bahwa semua ini adalah efek dari lemahnya penegakan hokum dilapangan sehingga mereka dalam melakukan pelanggaran dianggap hal yang biasa.

Terima kasih saya menunggu saran Anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline