Lihat ke Halaman Asli

Laptop020973

Bekerja sebagai sales and marketing

Menjelang 20 Tahun Tragedi Bom Bali

Diperbarui: 27 September 2022   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Monument Bali Bomb. Dokpri

Pendahuluan

Setiap orang semestinya sudah berpikir untuk menciptakan perdamaian dan ketentraman dalam kehidupan untuk saling menghormati di lingkungan terkecil tempat ia tinggal, yaitu keluarga. Dari dalam keluargalah semua tercipta pancaran sikap ke masyarakat luas. Bagaimana seseorang mendapatkan pendidikan di rumah sejak awal sangatlah berpengaruh dalam membentuk karakter sesorang ketika ia akan menjadi dewasa.

Jika setiap orang tua dapat memahami betapa, masa kecil itu adalah masa yang semestinya menjadi perhatian untuk menanamkan semua dasar-dasar tentang kebaikan hidup, maka bumi yang kita diami ini menjadi lebih layak untuk dihuni. 

Namun, karena tidak semua orang yang menjadi orang tua, mampu melakukannya bagi anak-anaknya maka kesenjangan itupun semakin bisa dirasakan dari waktu ke waktu. Hal itu terjadi, karena banyaknya faktor yang mempengarhui, salah satu yang paling dominan adalah karena kurangnya dalam ber-literasi.

Terjadinya banyak permasalahan diberbagai tempat, tak bukan dikarenakan kurangnya pemahaman setiap orang dalam memaknai kehidupan sejatinya. Semakin banyak seseorang mendapatkan pengajaran tentang dasar-dasar kehidupan sejak usia muda, maka bisa dipastikan,  bahwa seseorang itu akan mampu berpikir luas dan bijaksana.

  • Dokpri

Bom Bali 20 Tahun yang lalu

Terjadainya tragedi Kemanusiaan Bom Bali, pada 12 Oktober 2002, bisa disimpulkan karena ketimpangan perekonomian dan kesenjangan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Banyak orang miskin yang tak mampu menjalani hidupnya dengan layak, Namun, tak sedikit orang kaya yang menunjukkan gaya hidup yang hedonisme dalam kehidupan sehari-hari. 

Hal ini menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok di masyarakat, yang mengakibatkan adalah permasalahan baik kecil maupun besar dari waktu ke waktu. .

Tepat pada 12 Oktober 2022 nanti, Tragedi Kemanusiaan Bom Bali akan berlalu 20 tahun lamanya. Tragedi yang memilukan bagi masyarakat di Bali, Indonesia dan dunia Internasional itu, sulit untuk bisa dilupakan oleh sebahagian besar masyarakat, terutama bagi para korban langsung dan korban tak langsung. Sejarah kelam itu masih memberikan dampak yang berarti bagi setiap korban hingga hari ini, walaupun sudah sangat lama.

Bagi mereka yang menjadi korban langsung, kejadian mahadasyat itu masih terus meninggalkan bekas di dalam diri mereka. Cedera bagian tubuh yang terjadi pada saat itu masih terlihat membekas dibeberapa bagian tubuh mereka, alias menjadi cacat seumur hidup. Rasa perih yang mereka alami tidak hanya dirasakan pada saat kejadian Bom, tetapi hingga akhir hayat mereka, kesakitan itu terus melekat pada diri mereka hingga kontrak hidup mereka selesai di bumi.  

Selama itu pula pada korban langsung, masih harus melakukan pengobatan dan kontrol (cek up) secara berkala untuk bagian tubuh yang menjadi cacat. Kejadian yang tak berperikemanusiaan 20 tahun yang lalu itu, menjadi catatan sejarah di dalam riwayat kehidupan mereka yang tak akan bisa dihapus. Sebagai korban terorisme masa lampau, mereka menjadi saksi sejarah akan tindakan biadap dari para teroris saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline