Lihat ke Halaman Asli

Teuku Farhan

Praktisi IT

Umar, Sosok Teladan Terbaik bagi Pemimpin

Diperbarui: 28 Juli 2019   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat itu umat Islam dipimpin oleh salah seorang sahabat terbaik Nabi Muhammad ﷺ, Umar bin Khattab Radhiallahuanhu (Semoga Allah Meridhainya). Suatu ketika Umar berjalan kaki berpergian keluar kota untuk melihat kondisi rakyatnya sebagaimana biasanya dia lakukan setiap malam bersama sahabatnya. Umar melihat sebuah kemah dan ada seorang wanita yang sedang memasak dan mendengar tangisan anak-anak. 

Umar meminta izin kepada wanita itu, “Assalamualaikum, bolehkah saya mendekat?” tanya Umar. Wanita itu menjawab : “Silahkan, jika engkau membawa kebaikan”. Lalu Umar mendekat dan bertanya : “Kenapa anak-anakmu menangis?”. Wanita itu menjawab : “Mereka lapar”. “Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”. Lanjut wanita itu yang tidak tahu bahwa orang yang sedang diajaknya berbicara adalah Umar. 

Mendengar perkataan wanita itu, sahabatnya Umar yang ikut bersama Umar ingin menyanggah perkataan wanita tersebut untuk memberitahukan bahwa dia sebenarnya sedang berbicara dengan sang khalifah. Umar menahan sahabatnya itu untuk tidak memberitahukan kepada wanita itu. 

Umar kembali bertanya kepada wanita itu : “Apa yang kau masak?”. “Aku memasak air,mengaduk-ngaduk air ini, membuat suara agar anak-anakku tertidur supaya mereka mengira aku sedang memasak makanan untuk mereka”. Jawab wanita malang itu. Umar pun terhenyak mendengar hal itu dan berkata : “Tunggulah disini, aku akan kembali lagi membawakan sesuatu untukmu”. 

Umar pun bergegas kembali ke pusat kota dan pergi ke gudang makanan, mengambil satu karung gandum dan berkata : “Bantulah aku angkat karung ini ke punggungku”. Sahabat Umar kaget dan berkata : “Wahai Amirul Mukminin, biarlah saya yang mengangkat karung yang berat ini”. Lalu Umar menampik dan berkata : “Apakah engkau sanggup menanggung bebanku nanti di Akhirat?”. Sahabat pun terdiam dan membiarkan Umar mengangkat sendiri karung yang berat itu. Umar pun dengan tertatih sambil membawa tongkatnya berjalan kaki menuju kemah wanita yang kelaparan tadi. 

Sesampainya di kemah wanita itu, Umar membuka karung gandum itu, menaruhnya dipanci dan memasakkannya sendiri. “Aduklah, aku akan menaruh gandum ini secara perlahan. Beginilah cara memasak yang baik”. Ucap Umar sambil meniupkan kayu bakar untuk memanaskan makanan. Kemudian Umar menuangkan makanan tersebut kedalam piring lalu diberikan kepada wanita itu. 

Alangkah bahagianya wanita itu karena akhirnya dia bisa memberikan makanan kepada anak-anaknya. Diapun menghampiri anak-anaknya yang berjumlah tiga orang dan menyuapinya satu persatu, anak-anaknya makan dengan sangat lahap karena lama tidak mendapatkan makanan. “Engkau lebih baik dari Amirul Mukminin”, ucap wanita itu kepada Umar. Lalu Umar menjawab :”Besok, temuilah Amirul Mukminin, katakanlah kebutuhanmu, dia akan mencukupimu”.

Mengagumkan. Begitu mulia teladan yang diberikan oleh salah satu pemimpin umat terbaik setelah Nabi wafat. Umar dengan rasa takutnya yang sangat tinggi kepada Tuhannya begitu gelisah jika ada amanah yang belum dia tunaikan. Umar rela memikul beban hidupnya demi kebaikan umatnya. Saat ini, Indonesia sedang mengalami krisis keteladanan pemimpin dari berbagai bidang. Semoga kisah Umar ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, khususnya bagi pemimpin dan calon-calon pemimpin.

*Kisah ini terinspirasi dari Film Serial Omar : Umar bin Khattab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline