Lihat ke Halaman Asli

Nevi Zuairina

Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Doa untuk Vaksin Merah Putih

Diperbarui: 10 April 2021   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnbcindonesia.com

Beberapa waktu yang lalu India resmi mengumumkan akan menghentikan pengiriman vaksin produksi negara mereka ke luar negeri. Alasannya karena angka positif Covid-19 di negara padat penduduk di Asia Selatan itu terus meningkat dan pemerintah memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi menyeluruh bagi warga negara mereka.

Langkah Pemerintah India ini tentu sangat berpengaruh pada pasokan vaksin di berbagai negara lain termasuk Indonesia. Sebab dilansir dari kantor berita Reuters pada akhir Maret silam, total pengiriman yang ditargetkan berasal dari India ke seluruh negara di dunia adalah 60,5 juta dosis. Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami kerugian dan masalah pasokan vaksin karena sebanyak 10 juta dosis vaksin AstraZenecca yang akan dipakai untuk menyukseskan program imunisasi covid nasional berasal dari negeri Amitha Bachan tersebut.

India memang tengah jadi sorotan dunia karena sejak Januari silam negara bagian paling selatan benua Asia tersebut menargetkan untuk memvaksinasi 300 juta warga dalam waktu tujuh bulan. Artinya, program vaksinasi bagi warga India akan berakhir pada Juli atau awal Agustus mendatang. Tentu saja ini akan menjadi program vaksinasi COVID-19 terbesar di dunia.

Dalam rapat dengan BUMN BioFarma pada awal bulan lalu, saya juga sudah mengungkapkan bahwa pemerintah harus segera mempercepat proses produksi vaksin merah putih dan vaksin gotong royong agar target vaksinasi nasional dapat tercapai. Namun perlu diketahui bahwa vaksin produksi anak negeri ini masih dalam tahap produksi dan pengembangan bibit vaksin yang berkerjasama dengan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

Kita tentu berharap ditengah makin tingginya kekhawatiran akan penyebaran virus Covid-19 ditanah air termasuk ditemukannya varian baru dari virus yang meresahkan tersebut, maka ikhtiar bersama untuk mengembangkan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri dapat terus dilakukan. Kelak vaksin ini akan diberi nama Vaksin Merah Putih.

Apresiasi tinggi tetaplah harus disampaikan kepada semua pihak yang terlibat, kepada LIPI, LBM Eijkman, Tim BUMN Biofarma. Kita berharap sesuai rencana paling lambat pada akhir tahn 2021 ini, uji klinis atau produksi vaksin tahap ketiga yaitu uji klinis kepada manusia dapat dilakukan dan tentunya angka efikasi vaksin sangat baik.

Di dalam rapat komisi, saya mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam upaya pengembangan vaksin Merah Putih. Saya dan banyak teman di Komisi VI DPR lainnya menyadari bahwa produksi, riset dan pengembangan vaksin bukan persoalan mudah dan sebentar. Sebab semua proses produksi harus sesuai dengan standar WHO dan BPOM termasuk membandingkan vaksin yang sudah ada yaitu Sinovac dan AstraZeneca dengan vaksin Merah Putih.

Namun sesuai dengan pernyataan saya di rapat rapat komisi baik dengan MenegBUMN dan Jajaran Direksi BioFarma, harapan saya adalah vaksin mandiri itu nanti tidak menjadikan masyarakat sebagai pihak yang dirugikan. Pemerintah harus menetapkan standar harga vaksin yang terjangkau dan jauh dari kepentingan bisnis. Kita tidak perlu mengulangi lagi kekeliruan saat awal awal virus Covid-19 masuk ke Indonesia awal tahun 2020 silam dimana tarif pelaksanaan uji usap (Swab) sangat mahal dan kemudian seiring dengan perkembangan masa harganya menjadi turun dan justru bersaing dengan tindakan serupa.

Marak kita jumpai komersialisasi uji usap ini terjadi di tengah masyarakat dan menyebabkan terjadinya persaingan harga yang tidak sehat dan mungkin saja mengabaikan prosedur kualitas. Karena itu, kepada pemerintah saya meminta dengan tegas agar saatnya nanti jika vaksin Merah Putih dan Vaksin Gotong Royong ini sudah dapat dipasarkan dan diedarkan, pemerintah tidak terjebak dalam komersialisasi vaksin yang justru merugikan rakyat dan masyarakat kebanyakan.

Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline