Badan intelejen internal rezim Zionis Israel ,Shin Bet membentuk unit khusus untuk membunuh Kepala Biro politik Hamas Yahya Sinwar sebagaimana diungkapkan oleh saluran 12 TV Zionis Israel Ahad 15 September 2024.Kepala Biro politik Hamas ,Yahya Sinwar menjadi target utama rezim Zionis israel setelah Ismael Haniyyah tewas di Teheran tanggal 31 Juli 2024 setelah mengahdiri pelantikan Presiden baru Republik Islam Iran,Masoud Pezeskhian .Pembunuhan tersebut dilakukan oleh agen-agen Zionis Israel Mossad ,ujar pemerintah Republik Islam Iran .Teheran bersumpah akan membalas darah dengan darah terhadap kejahatan Zionis Israel tersebut, namun sejauh ini belum ada tanda-tanda sumpah itu direaliasikan.
Sebenarnya Yahya Sinwar sudah pernah ditahan oleh rezim Zionis israel ,kemudian dibebaskan sesuai perjanjian antara Zionis Israel dengan pejuang kemerdekaan palestinas.Badan intelejen internal Zionis israel,Shin Bet yang dikenal juga dengan akronim "Shabak" menuduh Yahya Sinwar sebagai dalang intelektual operasi Al Aqsha 7 Oktober tahun 2023 yang menewaskan ribuan personal IDF dan warga Zionis Israel .Saluran TV Channel 12 Zionis israel mengungkapkan pembentukan unit khusus untuk menghabisi Yahya Sinwar yang sudah berulangkali lolos dari rencana jahat itu .
Menurut laman MEHR unit khusus itu dibentuk sejak operasi Al Aqsha yang dialakukan pejuang kemerdekaan Palestina 7 Oktober 2023 ,dengan memantau berbagai aktifitas Kepala Biro politik Hamas(al Harakat Al Muqawwamu al Islamiyyah),Yahya Sinwar .Rezim Zionis israel dukungan AS dan sekutunya menduga bahwa Yahya Sinwar masih berada di jalur Gaza,dan sudah berulangkali Zionis israel mengumumkan bahwa Yahya Sinwar berhasil dibunuh dalam operasi khusus itu,tetapi faktanya Yahya Sinwar selamat dari rencana jahat rezim Zionis israel.
Menurut salah seorang aktifis pejuang kemerdekaan Palestina yang berada di Libanon,Osama Hamdan bahwa Kepala Biro politik Hamas itu sudah mengirimkan informasi kepada berbagai para pejuang kemerdekaan Palestina dan seluruh dunia ,namun Osma Hamdan tidak menjelaskan informasi apa yang dimaksudkan itu kemungkinan karena informasi itu bersifat rahasia terkait strategi perjuangan dalam melawan Zionis israel.
Sebagaimana diketahui bahwa,Yahya Sinwar sebagai tokoh penting dalam proses negoisasi gencatan senjata dengan Zionis Israel.Sebagai pengambil keputusan terhadap negoisasdi gencatan senjata itu,Yahya Sinwar menolak usulan baru yang dikemukakan oleh PM.Benyamin Netanyahu yang menghendaki pendudukan terhadap jalur Philadelphia,jalur perbatasan Gaza dengan Mesir.
Para pejuang kemerdekaan Palestina hanya menyetujui proposal gencatan senjata yang diajukan Joe Biden bulan Mei 2024 yang mencakup penarikan pasukan Zionis israel dari Gaza secara keseluruhan,pembebasan tahanan Palestina dari penjara Zionis israel sebagai imbalan bagi pembebasan tahanan Hamas di jalur Gaza.
Proposal ajuan Joe Biden itu juga mencakup pembukaan akses bantuan internasional ke jalur Gaza ,kemudian jalur Gaza yang hancur oleh pemboman Zionis israel itu akan dibangun kembali .Para pejuang kemerdekaan Palestina menyetujui proposan gencatan senjata permanen itu,tetapi PM.Benyamin Netanyahu menambahkan syarat baru yang ditolak oleh Palestina dalam negoisasi gencatan senjata di Doha dan Cairo.
Terkait masalah itu sehingga Zionis israel merencanakan hendak membunuh Kepala Biro Politik Hamas,Yahya Sinwar yang dianggapnya sebagai penghalang utama terhadap usulan PM.Benyamin Netanyahu.Zionis Israel memang tidak menerima proposal usulan Joe Biden dengan berbagai alasan yang sengaja dibuatnya sebagai siasat licik untuk menggagalkan negoisasi gencatan senjata sambil menunggu hasil pilpres AS 5 November 2024.Zionis israelterus melancarkan genosidanya di jalur Gaza dan tepi barat,bahkan membunuh para aktifis ,staff PBB,para medis membombardir sekolah-sekolah ,rumah ibadah dan bangunan kamp pengumgsi warga sipil Palestina.
Zionis israel terus melakukan kejahatan (genosida )di jalur Gaza dan tepi barat Palestina ,sehingga pelanggaran yang dilakukan terhadap hukum humaniter internasioal telah menewaskan 43 000 dan melukai lebih 94000 serta ribuan lainnya disinyalir masih tertimbun dibawah reruntuhan 90 persen bangunan warga sipil Palestina yang 70 persennya terdiri dari wanita dan anak-anak ,197 jurnalis,220 staff PBB .Zionis israel sepertinya kebal terhadap hukum internasional,karena komunitas internasional hingga kini tidak berdaya menghentikan kejahatan perang terbesar sejak berakhirnya PD 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H