Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Kodifikasi Al-quran

Diperbarui: 12 Desember 2023   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

     KODIFIKASI Al Quran dalam kajian ulumul quran merujuk pada dua pengertian, yakni hafalan di luar kepala dan ingatan, dan penulisan Al Quran huruf demi huruf, kata demi kata, ayat demi ayat, dan surat ke surat.

    Maka dari itu, penulis berharap semoga kita lebih mengenal bagaimana perjalanan surah / ayat disatukan hingga dibukukan lewat sejarah kodifikasi Al Quran ini. Adanya ide untuk meghimpunkan Al Quran merupakan ilham yang diberikan tuhan kepada khulafaurasyidin, sebagai bukti atas janji-janjinya dalam memelihara keabadian Al Quran, sebagaimana firmannya:

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur`an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr [15)]: 9)

A. SEJARAH KODIFIKASI AL-QUR`AN.

      1. Zaman  Rasulullah saw.

      Pengumpulan Al-Qur'an ditempuh melalui dua cara, yaitu (i) al-jam'u fis-udr (dikumpulkan di dalam hati), dilakukan melalui metode hafalan para sahabat dan (i) al-jam'u fis- sutr (dikumpulkan di media tertentu), yaitu dengan menuliskan ayat-ayat  yang disampaikan oleh Rasulullah saw. itu di pelepah kurma, lempengan batu, kulit hewan, ataupun tulang hewan.

      Hasil penulisan Al-Qur`an belum tersusun secara berurutan sesuai ayat ataupun surahnya, tetapi Rasulullah saw telah memberikan petunjuk kepada para penulis ayat-ayat Al-Qur`an tentang letak tiap-tiap ayat dan surah.

      2. Zaman Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq.

      Sepeninggal rasulullah saw, aisyah menyimpan beberapa naskah (manuskrip) Al-Qur'an. Naskah naskah ini pun kemudian dikumpulkan, tetapi susunannya didasarkan pada urutan turunnya ayat. 

      Pengumpulan naskah-naskah Al Qur`an pada masa Abu Bakar ini disebabkan gugurnya banyak para penghafal Al Qur`an pada Perang Yamamah. Umar bin Khatthab yang mula-mula mengusulkan agar naskah-naskah tulisan Al-Qur`an dikumpulkan dan dijadikan satu. Abu Bakar sempat menolak dan menyatakan tidak berani menginstruksikan dilaksanakannya usulan Umar. Namun, usulan Umar akhirnya diterima karena hal itu sangat penting artinya dan tidak lain adalah suatu kebaikan. 

      Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk menjadi penanggung jawab utama dalam memeriksa dan meneliti naskah naskah Al-Qur`an yang ada untuk kemudian dikumpulkan dan disusun ke dalam satu jilid besar (master volume).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline