Krisis kepemimpinan nasional tengah diwarnai oleh rasa lapar akan kekuasaaan yang menghalalkan segala cara, korupsi, kolusi, dan nepotisme. Momen ini sangat tepat untuk merefleksikan kisah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang akan selalu relevan untuk diteladani.
Dalam sejarah panjang peradaban manusia, ada banyak pemimpin yang telah memegang kendali kekuasaan, namun hanya segelintir yang diingat karena ketulusan, keadilan, dan integritas mereka.
Rasulullah SAW adalah sosok pemimpin yang berhasil menyatukan peran sebagai pemimpin agama sekaligus kepala pemerintahan dengan begitu mulia dan sempurna.
Beliau tidak hanya berhasil memimpin umat Islam, tetapi juga menegakkan pemerintahan yang adil dan bijaksana tanpa pernah mengorbankan prinsip-prinsip moralnya.
Apa yang membuat kepemimpinan Rasulullah begitu istimewa? Berikut pelajaran yang bisa kita ambil dari gaya kepemimpinan beliau untuk menghadapi krisis kepemimpinan hari ini.
1. Sederhana dan Jujur
Rasulullah adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang tidak silau dengan kemewahan dunia. Beliau hidup dalam kesederhanaan, meskipun sebagai kepala pemerintahan, Rasulullah memiliki akses terhadap sumber daya yang melimpah.
Salah satu contoh terkenal adalah ketika Madinah telah menjadi pusat kekuasaan Islam, rumah Rasulullah tetap sederhana---tidak lebih besar atau mewah dari rumah-rumah penduduk biasa.
Rasulullah juga dikenal dengan kejujurannya yang luar biasa. Bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau telah mendapat gelar "Al-Amin" (yang dipercaya) karena integritasnya.
Kejujuran ini menjadi pondasi utama dalam membangun kepercayaan umat. Dalam setiap keputusan politik maupun keagamaan, beliau senantiasa mengutamakan transparansi dan keadilan, jauh dari sifat manipulatif seperti yang tampak dalam kepemimpinan nasional.
2. Tegas dalam Menegakkan Keadilan
Rasulullah SAW tegas dan tidak pernah memihak dalam menegakkan keadilan, bahkan ketika yang salah adalah kerabatnya sendiri.