Lihat ke Halaman Asli

Kembalikan Keperdulian Masyarakat pada Sekolah

Diperbarui: 7 Januari 2016   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sigli – Dahulu masyarakat berbondong-bondong membantu sekolah, membangun kelas dan menjual padi untuk membiayai operasional sekolah, semua dilakukan secara iklas demi pendidikan anak-anak mereka. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pidie, Murthalamuddin saat menyampaikan arahan pada kegiatan Pelatihan Manajemen Sekolah Modul 3 USAID PRIORITAS jenjang SMP/MTs Kabupaten Pidie yang diikuti oleh kepala sekolah, guru dan komite sekolah sebagai perwakilan masyarakat di Hotel Blang Asan Pidie (7/1). “Dahulu lembaga pendidikan adalah bagian dari masyarakat yang mendidik anak-anak masyarakat, seperti itulah besarnya tanggung jawab masyarakat terhadap sekolah, masa-masa seperti inilah yang sangat kami rindukan kembali terjadi di sekolah,” lanjut Murtala.

Bukan tanpa alasan, kadis yang setiap pagi mengunjungi sekolah sembari menuju kantor tersebut mendapati masih terjadi praktik yang tidak baik di sekolah, misalnya ada sekolah yang kepala sekolahnya jarang datang ke sekolah, “Masih ada sekolah yang tidak melaksanakan prosedur dengan baik, kami megakui tidak sanggup menjaga semua sekolah, oleh karena itu kami sangat harapkan bantuan komite untuk mengawasi sekolah, lapor kepada saya jika ada kejanggalan,” pinta Murthala. Salah satu dampaknya, dari hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) yang terakhir dilakukan, mendapati 86,34 % guru di Pidie tidak menguasai materi dan tidak dapat mengajar dengan baik.

Pelatihan yang diikuti oleh 46 orang peserta yang berasal dari 8 SMP/MTs mitra USAID PRIORITAS di Kabupaten Pidie tersebut akan berlangsung selama 2 hari. Para peserta pelatihan akan memperoleh berbagai materi seperti Kaji Ulang Kemajuan Sekolah, Pengelolaan Program Budaya Baca, Keterampilan Menyimak dalam MBS, Peran Kepsek, Guru, Komite Sekolah dan Pengawas dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran. Pada Modul ini, peserta juga diajak untuk lebih memiliki berbagai strategi mengembangkan budaya baca di sekolahnya, antara lain dilakukan oleh guru yang membacakan teks bacaan sementara siswa mendengar dengan seksama. “Dalam mengelola program budaya baca, beberapa sekolah sudah menerapkannya lebih dulu seperti sudut baca, wajib baca selama 15 menit sebelum mulai pelajaran, dan penghargaan pada siswa yang rajin membaca, apalagi USAID PRIORITAS telah menyumbangkan buku-buku menarik di sekolah-sekolah mitranya untuk mendukung program pemerintah tersebut,” kata Mashadi Koordinator USAID PRIORITAS Kabupaten Pidie.***

 

Sekolah Mitra: SMPN 2 Sigli, SMPN 1 Simpang Tiga, SMPN 2 Mila, SMPN 1 Mutiara, SMPN 2 Pekan Baro, MTsN Sakti, MTsN Sigli dan MTsN Beureunun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline