Lihat ke Halaman Asli

Guru Bukan dari Sarjana Pendidikan Tapi Bersertifikat Pendidik

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejak tahun 2002 saya waktu itu masih menduduki kuliah semester 4 di Universitas Malikussaleh Fakultas Teknik, waktu saya di tawarkan mengajar di sebuah sekolah swasta tingkat SMA. Tapi merasa diri saya masih ragu dalam mengajar karena beban dan tanggung jawabnya besar, dan pengalaman untuk mengajar juga belum ada sama sekali. Tapi nekat dan percaya diri saya untuk dapat berjalan dengan baik sehingga siswa dapat senang belajar dengan saya. Dan Alhamdulillah saya dinyatakan sebagai Honor Daerah (HONDA). Berbagai macam pengalaman yang menarik dengan siswa ada pahit dan manisnya dalam menghadapi siswa.

Tiga tahun kemudian saya lulus di perguruan tinggi negeri dengan gelar Sarjana Teknik (ST) dan bukan Sarjana Pendidikan (S.Pd). di tahun yang sama saya mencoba untuk melamar CPNS dengan Farmasi UMUM dengan pilihan Guru Matematika di Tingkat SMA karena dengan alasan 3 tahun berpengalaman di guru dan Alhamdulillah Lulus. Kemudian setelah SK diterima baru terasa bahwa diri saya ini adalah guru yang bukan dari sarjana pendidikan. Tidak terasa waktu berjalan dengan sendirinya banyak guru yang pada sibuk dengan sertifikasi jalur portofolio dikarenakan akan bertambah gaji 2 kali lipat sehingga pada guru semangat termasuk saya yang baru 2 tahun menjadi PNS untuk mengumpulkan berkas-berkas yang ada.

Semua berkas masing-masing guru sudah siap dan di bawa ke LPMP Provinsi untuk diseleksi berdasarkan nama-nama yang sudah ada, sementara saya belum keluar nama, tp saya tetap semangat menjadi seorang guru walau bukan dari non pendidikan. Tersirat didalam hati kemana berkas saya ini harus aku bawa yang begitu banyak. Di malam hari saya Searching di internet alamat sertifikasi guru dan saya kirim berkas saya ke Jakarta.

Tiga bulan kemudian pagi jam 10.00 WIB mereka menelpon saya “Selama Bapak Lulus Sertifikasi” hati begitu senang mendengarnya, rasanya tidak percaya dengan hal ini tetapi itulah yang terjadi pada saat itu dan saya di suruh langsung ke UNIMED. Setelah Sertifikat saya dapatkan langsung ke Dinas Pendidikan untuk melaporkannya, mereka tidak percaya bahwa itu adalah Sertifikat asli menganggap bahwa itu adalah sertifikat SCAN. Beberapa bulan kemudian SK penerimaan Tunjangan datang dariDepdikbud mereka terkejut bahwa sertifikat sertifikasi itu adalah benar asli, mereka menanyakan bagaimana kok bapak bisa mendapatkan seperti itu.

Demikianlah pengalaman singkat hidup yang bukan dari seorang sarjana pendidikan melainkan dari sarjana teknik. semoga dapat menginsprasi teman-teman yang lain untuk berbuat hal yang sama…

Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika Tahun 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline