Lihat ke Halaman Asli

Teuku Azhar Ibrahim

Program Manager FDP

Es Krim Menyambut Pawai 1 Muharram

Diperbarui: 15 Oktober 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 SM. Amin kembali ikut memeriahkan pawai peringatan 1 Muharram dengan membagikan secara cuma-cuma enam ribu es krim dan enam ribu roti kepada peserta pawai yang  terdiri dari pelajar, mulai dari tingkat  Taman Kanak-Kanak hingga Pelajar Sekolah Menengah Atas memeriahkan pawai akbar yang disalangsungkan setiap tahun oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Pawai tersebut telah menjadi agenda rutin pemerintah kota dalam memeriahkan awal tahun baru Islam.Amin sebuah Yayasan Amal berasal dari negeri jiran Malaysia yang biasanya membagi-bagikan es krim kepada jamaah shalat jumat di masjid-masjid kota Banda Aceh dan sekitarnya. Kembali aktif memeriahkan pawai 1 Muharram 1437H.

Tahun lalu juga berpartisipasi mensyiarkan agenda perayaan hari besar Islam di Kota Banda Aceh. Keterlibatan dalam perayaan hari-hari besar Islam terus akan melibatkan diri dan memasukan rasa senang ke dalam hari umat Islam dan sudah menjadi bagian penting dari program SM. Amin. Hingga saat ini, SM. Amin merupakan satu-satu yayasan amal yang menggagas dan menjalankan program amal yang berbeda dengan badan-badan amal lain di seluruh dunia. Kegiatan yang tidak biasa itu, juga dijalankan di Philipina, Thailand, Palestina, Syria dan juga di dalam negara sendiri Malaysia. 

Walau hujan sempat mengguyur kota Banda Aceh, namun tidak mematahkan semagat para peserta pawai  untuk mencapai garis finish, tentu saja peserta bahagia serta merta saat disambut dengan es krim dan roti di garis finish, sebelumnya mereka tidak menduga akan mendapat pelepas lelah dahaga setelah menempuh rute dalam kota Banda Aceh yang dimulai dari Blang Padang, melewati Jambo Tape dan berakhir di depan Masjid Raya Banda Aceh.

Ikut juga dalam pawai tersebut tiga ekor gajah untuk memeriahkan suasana, menurut seorang peserta; pawai gajah berakhir sampai di simpang Surabaya, kemudian dialihkan ke arah Lueng Bata, karena gajah peserta pawai menunjukan sikap kurang bersahabat karena belum terbiasa dengan acara yang dihadiri orang ramai. Walau gajah memilih finish lebih awal namun pawai tetap berlangsung meriah dengan berbagai pernak-pernik yang dibawa oleh peserta dari lembaga-lembaga pendidikan kota Banda Aceh dan sekitarnya.

Jumlah peserta menurut informasi dari panitia mencapai sembilan ribu orang, untuk peserta tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas mengakhiri rute pawai di depan Masjid Raya, atau tepatnya di taman bekas Hotel Aceh depan Masjid Raya Baiturrahman, berhubung masjid bersejarah dan sombol Aceh sedang dalam proses pembangunan  fasilitas baru di halaman masjid. Tahun lalu, garis finish langsung di depan masjid raya dan para peserta beristirahat di dalam halaman masjid. Sementara peserta Tingkat Taman Kanak-kanak garis finish mereka tempuh  di depan Rumoh Aceh atau Mesium Aceh.

Sebagaimana lazinya sebuah karnaval dan pawai; tiap peserta yang mewakili lembaganya mengepresi diri lewat pakaian-pakaian yang mereka pakai. Kalau pawai lain lebih menonjolkan  pakain  khas adat Aceh dan Melayu, namun dalam karnaval 1 Muharram 1437H, baju-baju muslim khas Timur Tengah lebih menonjol, peserta pria banyak memakai jalabiyah ala Saudi Arabia termasuk serban penutup kepala atau jalabiyah dengan kopiah  hitam dan sebagian peci putih dengan jalabiyah putih, sementara peserta wanita memakai cadar yang berwarna hitam maupun putih. Tentu saja baju adat Aceh dan  teluk belanga khas Melayu tetap mewarnai karnaval  1 muharram.

Penampilan menonjol pula terlihat dari peserta dari sebuah sekolah dasar; anak-anak perempuan memakai seragam yang biasa digunakan oleh Algojo pada saat pelaksanaan hukum terhadap pelaku yang melanggar hukum Islam di Aceh, baju hitam menutup seluruh tubuh dari ujung kepala hingga kaki, termasuk cadar penutup wajah dan menggenggam cambuk. Mereka juga membawa spanduk-spanduk yang mendukung pelaksanaan qanun  jinayat di Aceh. Sebagian dari peserta pawai melengkapi karnaval dengan miniatur ka’bah dan masjid yang tempatkan di atas becak-becak dayung.

Tahun ini 1437Hijriah, pemerintah Kota Banda Aceh menggunakan motto “wonderful Muharram” momen hijrah dari yang tidak baik menuju lebih baik, dari tidak Islami menjadi lebih Islami dalam segala bidang, sebagaimana yang disampaikan oleh walikota Banda Aceh pada saat haflah quran menyambut 1 Muharram di Blang Padang pada malam tahun baru Islam. Dengan menghadirkan para qari Aceh yang telah berjaya di Musabaqah Internasional. Hadir pula Qari istimewa dari Mesir Syekh Muhammed Hammeed AlGammal yang jam terbangnya lintas benua.

Sementara Yayasan SM.Amin membawa selogan “ Dengan tahun baru Islam mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.” SM Amin menempuh jalur meningkatkan ketaqwaan dengan memperbanyak sedekah untuk membahagiakan umat Islam. Keberadaan SM. Amin telah sangat familiar di kalangan masyarakat kota Banda Aceh dan sekitarnya. Gambar YTM Azhar  Wahab, dua mobil box telah menjadi isyarat bahwa ada es krim dan roti dibagikan secara gratis. Keikhlasan dan semangat berbagi pendiri dan penderma SM.Amin telah menjadi jembatan untuk mengikat persaudaraan umat Islam lewat es krim dan roti selepas shalat jumat dan hari-hari besar Islam. By teuku azib.

 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline