Lihat ke Halaman Asli

Protes Sang Ranger

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raut wajah Eko Wisnu Abditerlihat sedih, nada suaranya sedikit tertahan ketika ia menjelaskan eksploitasi besar-besaran yang terjadi di hutan Cot Bae . Gunung Cot Bae terletak di Kampung Jantho Baru, Kecamatan Jantho, Provinsi Aceh itu yang melingkari pada empat perkampungan Aceh Besar.

Kondisi demikian diketahuinya, ketika mulai menginjakkkan kakinya di kabupaten tersebut pada awal 2007 lalu. Ketika itu, pria bertubuh kecilberambut pendek itu ditugaskan oleh Flora Fauna Internasional untuk mengawasi hutan di wilayah Kecamatan Seulimum.

"Ketika saya melihat hutan saat itu, miris hati saya. Banyak sekali pohon yang telah ditebang,"kenang Eko.

Beberapa hari setelah tiba di kawasan itu, Eko mulai berbagi ilmu dengan masyarakattentang pentinganya menjaga kelestarian hutan. "Hutan ini merupak tempat penyimpanan air, jadi harus dijaga dengan baik, katanya kepada beberapa waktu lalu.

Satu demi satu Mukim Gampong, Keuchik dan sejumlah masyarakat di empat kampung itu berhasil diajak untuk menjaga hutan. "Supaya ada sebuah ikatan kuat, kami membentuk wadah silaturahmi Forum Sayung Krueng Kalong (Forsaka) pada pertengahan 2008," ungkap pria kelahiran Aceh Utara ini.

Dengan terbentuknya forum itu, lanjut Eko akan memudahkan kita untuk melestarikan tempat penyimpanan air.

Setahun setelah terbentuknya forum itu, lanjut dia, Forsaka telah berhasil menyelamatkan hutan. "Saya dulu teringat kali, ketika ada sebuah LSM yang akan merusak hutan dengan dalihmembangun rumah untuk korban tsunami di Gunung Cot Bae," ujar dia.

Namun, setelah mendengar isu itu, para masyarakat melakukan aksi protes dan menolak adanya perusakan hutan dengandalih membantu masyarakat

"Alhamdulillah setelah dinegosiasikan, pembangunan rumah itu tidak jadi," ungkap pria yang sehari menjadi Field Officer FFI.

Tidak lama setelah itu, lanjut dia, upaya perusakan hutan kembali terjadi, namun modusnya mereka meminta persetujan dari para Keuchik. Karena ketakutan, para petinggi kampungitu menandatanganinya, jelas Eko.

"Karena mereka dari penegak hukum, kami berjumpa pak Irwandi (Gubernur Aceh periode lalu) danmelaporkan kasus ini," ujar dia.

Setelah laporan diterima, sambung Eko, Irwandi melalui dinas terkaitdi Aceh Besar langsung memerintahkan untuk memberantas para pelaku ilegal logging itu.

"Alhamdulliah, setelah kejadian itu tak pernah lagi ada kerusakan hutan di areal Gunung Bae, sebut dia. (http://teukuaceh.blogspot.com/2014/01/protes-sang-ranger.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline