Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

hanya ibu rumah tangga biasa

Sosialisasi Pentingnya Pemahaman Titik Temu yang Aman Saat Bencana

Diperbarui: 1 Juni 2024   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Nanang Ruhyat

Dosen Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Dr. Nanang Ruhyat, ST.,MT dan Tyas Wedhasari, ST., M.Sc kembali melakukan sosialisasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di pemukiman padat. Sosialisasi yang bertajuk Pentingnya Pemahaman Titik Temu yang Aman Saat Bencana, ini area Meruya, Jakarta Barat, pada Minggu 31 Maret 2024.

Sosialisasi ini dinilai penting mengingat kerap terjadi ketidakpastian evakuasi saat terjadi bencana. Terutama jika terjadi pemukiman padat penduduk yang seringkali memiliki akses yang terbatas dan jalanan yang sempit. Kondisi yang dapat menyulitkan evakuasi saat terjadi kebakaran.

"Penduduk mungkin tidak tahu jalur evakuasi yang aman atau terhalang oleh kemacetan atau blokade, meningkatkan risiko tertinggal di dalam bangunan yang terbakar," kata Nanang Ruhyat, yang dibenarkan

Selain itu, adanya keterbatasan ruang terbuka. Sebagaimana disadari dalam lingkungan padat penduduk, ruang terbuka hijau atau area evakuasi terbuka mungkin sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini membuat warga sulit mencari tempat yang aman saat kebakaran terjadi.

Baca juga: Rentan Kebakaran Dosen Teknik Mesin UMB Sosialisasi K3 di Pemukiman Padat Penduduk Jakarta Barat

Kesulitan komunikasi juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Dalam situasi kebakaran, komunikasi yang efektif sangat penting untuk memberikan peringatan dini dan instruksi evakuasi kepada penduduk. Namun, di lingkungan padat penduduk, kebisingan dan kekacauan dapat mengganggu komunikasi.

"Keadaan ini akan mempersulit penyebaran informasi yang diperlukan. Karena itu, sosialisasi K3 sangat perlu dilakukan agar dapat meminimalisasi keadaan darurat," jelasnya.

Resiko kepadatan penduduk yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko cedera dan korban jiwa saat terjadi kebakaran, terutama jika evakuasi tidak terkoordinasi dengan baik atau jika jalur evakuasi menjadi terhalang.

Kondisi lainnya, adanya keterbatasan fasilitas evakuasi. Beberapa lingkungan padat penduduk mungkin tidak dilengkapi dengan fasilitas evakuasi yang memadai, seperti tangga darurat yang cukup atau jalur evakuasi yang aman. Ini membuat warga kesulitan meninggalkan bangunan dengan cepat saat terjadi kebakaran.

"Itu sebabnya, sosialisasi mengenai pentingnya pemahaman titik temu yang aman saat terjadi bencana di lokasi padat penduduk, seperti di Jakarta, merupakan langkah krusial dalam meningkatkan keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat seperti kebakaran," ucap Nanang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline