Lihat ke Halaman Asli

Puisi, ungkapan hati Isra' Mi'raj

Diperbarui: 4 April 2017   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Salam dulu ah...

Assalamu'alaikum,wr,wb...

Saya baru nih post-post-an di kompasiana. Padahal udah buat account dari tahun 2010, but baru ngerasa jadi kompasianers di penghujung Juni 2011. Bagi saya no problem, yang penting bisa eksis tulas-tulis, nulis, nulis, dan nulis.... stuju khan?! hehehe, maksa.. :p

Ok, awal tulisan saya agak berat nih (kayak apa aja berat, beras sekarung kalee..hehe). Yups, coba nulis tentang Isra Mi'raj 1432 H / 2011 M nih.... tapi, biar seru en maknanya dalem, saya coba memaknainya dengan 2 buah puisi. Eh, kebetulan (meski ndak ada yg kbetulan di dunia ini)... 2 puisi ini jadi puisi utama lomba baca puisi anak SD dan SMP lho! dalam acara Isra' Mi'raj hari Rabu (29/06) kemaren. Hehe... lumayan puisinya dibacain anak2 depan byk orang, daripada gigit jari, nti buntung lagi.hehehe... oke deh, udah dulu cap-cusnya.... check it out ya.... moga terinspirasi ^____________^

Cahaya Isra’

Oleh: Tetsuko Eika

Sebelum sosokmu hijrah ke Madinah…

Kau hadiahi kami sebait kisah…

Tentang perjalanan semalam yang kami imani.

Antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha…

Oh… itu luar biasa!

Sebuah ujian keimanan untukku, untuk kami…

Dan, kami akan berjuang…

Mengimani peristiwa-peristiwamu…

Yaa Rasulullah

Cahaya Isra’ akan mengalir dalam helai napasku…

Disini…

Di jiwa ini…

Bercahaya dan bersinar seperti kerlipnya bintang…

Membuktikan kisah keimanan diri

Padamu, ya Rasulku

Cahaya Isra’ akan tentram selalu dihati

Membuktikan kebesaran Allah….

Allah yang kusayangi.

(Ketika hujan senja itu reda, dihatiku…

Rancaekek, 28 Juni 2011)

Iman dalam Mi’raj

Oleh: Tetsuko Eika

Sebuah puisi hati….

Tentang aroma keimanan

Sebuah puisi malam…

Yang mengajari kepercayaan

Terhadap seseorang…

Laki-laki suri tauladan

Yang senyumnya indah merekah bak sinar mentari

Yang akhlaknya mulia melebihi intan permata

Sebuah puisi keyakinan…

Tentang arti sebuah perjalanan.

Yang Sang pemilik hujan anugerahkan padanya, pada pria shaleh itu..

Pada Rasulullah…

Mi’raj ajari manusia untuk bersujud pada sang Rabbi…

Allah Swt…

Mi’raj ajari kaum muslim mencintai Tuhan-Nya

Merindukan kasih pertemuan dengan pencipta-Nya

Allah Swt…

Dan, ini sebuah puisi keimanan…

Yang hanya bisa dicerna dengan bisikan hati bersih…

Bukan dengki atau munafik

Sebuah perjalanan ke Sidratul Muntaha yang penuh berkah

Memberikan ketajaman jiwa…

Ya, pada hati ini…

Pada jiwa ini…

Tentang sebuah keimanan, yang harus tumbuh mengakar di sukma ini…

Hingga kelak bertemu dengan sang Illahi.

(Kutulis diantara aroma hujan yang menyayat hati, diantara dinginnya senja…

Ketika hati rindu pada-nya…

Rancaekek, 28 Juni 2011)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline